Menurut siaran pers dari ACT yang diterima di Jakarta, Rabu, beberapa sumur kecil yang ada di sekitar sumur besar yang menjadi sumber air warga sudah tidak mengalirkan air sama sekali akibat kekeringan.
Sumur-sumur yang masih mengalirkan air yang jumlah semakin sedikit akhirnya menjadi sumber air warga Dusun Jiwo. Warga yang tinggal di wilayah dusun yang lebih tinggi membuat kelompok untuk mengambil air yang akan digunakan bersama-sama dari sumur besar yang ada di wilayah yang lebih rendah.
Baca juga: ACT DIY gencarkan distribusi air bersih ke Gunung Kidul
Global Wakaf-ACT telah membangun jaringan pipa sejak Januari 2019 yang terbentang dari sumur besar di wilayah dusun yang lebih rendah untuk mengalirkan air bersih ke wilayah yang lebih tinggi. Air dari sumur ditampung di dalam tandon yang berada di Masjid Dusun Jiwo.
Selain untuk keperluan jamaah masjid dan memenuhi kebutuhan ratusan keluarga, air tersebut juga sering digunakan untuk keperluan sekolah yang terletak di seberang masjid. Anak-anak sekolah kerap mengambil air di masjid itu untuk kebutuhan mereka.
ACT terus menyalurkan jutaan liter air bersih setiap hari ke seluruh wilayah Indonesia yang mengalami kekeringan. Tim Masyarakat Relawan Indonesia dari Jakarta telah berkeliling ke berbagai lokasi kekeringan di Jawa.
Selain untuk kebutuhan konsumsi warga, air juga menjadi kebutuhan ternak masyarakat. Padahal, pada saat musim kemarau, air bersih yang dijual harganya sangat mahal, berkisar Rp100 ribu hingga Rp400 ribu per tangki ukuran 6.000 liter.
ACT menargetkan penyaluran 2,1 juta liter air bersih di 28 cabang kantor ACT dengan total 500.000 penerima manfaat setiap hari. Dalam kurun empat bulan, ACT juga telah memproses kurang lebih 1.400 sumur wakaf di seluruh Indonesia.
Baca juga: ACT aktivasi sumur wakaf solusi jangka panjang kekeringan
Baca juga: Global Zakat-ACT bantu kekeringan warga Bekasi
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019