Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Cinda Amilia Rahman dari Gorontalo menjadi satu-satunya wakil Indonesia di AYIMUN. Konferensi tersebut semacam sidang simulasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Baca juga: Mahasiswa Muhammadiyah ajak milenial rajut persatuan usai Pilpres
"Alhamdulillah, ini capaian yang luar biasa. Bisa bergabung bersama orang-orang hebat. Senang rasanya dapat berbagi pengetahuan dan bertukar pikiran tentang kebudayaan masing-masing," kata dia.
Saat menghadiri konferensi, Cinda memperkenalkan budaya dan adat istiadat daerah Gorontalo dan Indonesia dihadapan para peserta lainnya.
Menurut dia, Konferensi Internasional AYIMUN menuntut kemampuan "public speaking" yang baik, termasuk di dalamnya berbahasa Inggris, bernegosiasi, berdebat dan pengetahuan terkait negara.
Baca juga: Indonesia kirim 5 tokoh pemuda Muslim ke Australia
"Ini tantangan generasi muda ke depan, bahwa kita harus siap dan cepat menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini. Walaupun saya bukan berasal dari kota besar tapi harus mampu berfikir visioner ketika mengungkapkan gagasan di hadapan orang-orang hebat dari 80 negara itu," kata dia.
Mahasiswa semester akhir Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo) itu sangat aktif berorganisasi. Selain sebagai kader IMM, dia juga merupakan Ketua BEM Fakultas Ilmu Budaya Periode 2018-2019.
"Ilmu yang sangat berharga terkadang didapat dari luar kampus. Salah satunya kegiatan seperti ini dan di lingkungan organisasi. Karena dengan berorganisasi kita akan dibentuk pola pikir yang semestinya bagai mahasiswa," kata dia.
Baca juga: Mahasiswa Muhammadiyah ingatkan bahaya rasisme Papua
Baca juga: Persoalan Papua diminta tidak gunakan pendekatan militer
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019