Chief Operating Officer IJN, Akmal Arief Fauzi di Jakarta, Kamis mengatakan warga Indonesia merupakan pasien IJN terbanyak yang berasal dari luar Malaysia.
Baca juga: Menkes imbau warga perbatasan tak perlu berobat ke Malaysia
"Selain Indonesia, ada dari Bangladesh, Vietnam, Myanmar. Indonesia yang terbanyak," kata Akmal.
Akmal menjelaskan banyaknya kunjungan pasien Indonesia ke IJN bukan seluruhnya untuk melakukan tindakan operasi, namun juga kontrol kesehatan seusai menjalani operasi.
Dia menyebut walaupun pasien bisa melakukan kontrol kesehatan di rumah sakit Indonesia setelah menjalani operasi di IJN Malaysia, tidak sedikit juga pasien yang datang kembali ke Kuala Lumpur untuk sekadar melakukan pemeriksaan rutin. Di Indonesia, IJN telah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional dan RS Cipto Mangunkusumo dalam hal pelayanan kesehatan maupun kerja sama bidang pendidikan.
Tingginya kunjungan pasien Indonesia ke IJN juga dikarenakan RS khusus jantung di Malaysia tersebut telah bekerja sama dengan lebih dari 20 asuransi kesehatan asal Indonesia seperti BNI Life, Manulife, Adira Insurance dan banyak lagi.
Selain itu pula, Akmal menyebut biaya layanan kesehatan terkait jantung yang ditawarkan di IJN relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan pelayanan untuk penyakit jantung di rumah sakit Singapura. "Biayanya 30 persen lebih rendah dari
Singapura," kata Akmal.
Baca juga: Pengamat: kepuasan penyebab masyarakat berobat ke Malaysia
Dia menjelaskan alasan biaya layanan kesehatan jantung di IJN bisa lebih rendah dibanding Singapura dikarenakan perbedaan kurs, dan biaya operasional yang juga berbeda antara Singapura dan Malaysia.
Namun Akmal memastikan kualitas dan standar layanan yang diberikan oleh IJN sama dengan yang ada di Singapura. IJN sendiri telah memiliki sertifikasi internasional yakni Joint Commission International (JCI) sejak tahun 2009 dan selalu diperbarui tiap tiga tahun sekali.
Baca juga: Diskon berobat ke Malaysia dari Citilink
Baca juga: 500.000 orang Indonesia berobat ke Malaysia pada 2015
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019