Kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik, menggunakan energi yang disimpan dalam 6 pasang baterai 8 Volt atau 165Ah, mampu melaju dengan kecepatan maksimal 25 Km perjam.
"Produksi pertama satu unit mobil listrik ini ditempatkan di rektorat. Targetnya, setiap fakultas mempunyai mobil ini ke depannya," terang Reynaldi Perdana selaku Manajer Non Teknis Wasaka Team ULM di Banjarbaru, Minggu.
Wasaka Team merupakan pencipta mobil ramah lingkungan tersebut. Beranggotakan 16 mahasiswa Fakultas Teknik ULM yang berasal dari sejumlah program studi yaitu Prodi Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Lingkungan dan Teknik Pertambangan.
Aldi mengatakan, konsep mobil listrik berkapasitas penumpang 6 orang itu idenya sejak tahun 2015. Setelah melalui berbagai riset dan ujicoba, akhirnya pada Juni 2019, mulai dilakukan perakitan hingga pertengahan Agustus 2019 tadi rampung dikerjakan.
Baca juga: Mengkaji kemungkinan mobil listrik dan biodiesel berjalan beriringan
"Kelebihan dari mobil listrik ini karena juga ditenagai oleh solar cell 200WP. Jadi, bisa isi daya secara otomatis dengan memperoleh listrik dari sinar matahari," jelas mahasiswa yang duduk di semester lima Prodi Teknik Mesin itu.
Pembuatan mobil yang memiliki bentuk santai menyerupai mobil yang biasa digunakan di lapangan golf itu menghabiskan biaya Rp110 juta.
Dimana baterainya didatangkan dari produksi Amerika Serikat dengan
motor DC 48 V DC 3.3 KW/250 A, sehingga performa traksi yang superior, kebisingan rendah, kapasitas overload hingga umur pemakaian yang panjang.
Baca juga: Mengulik kehadiran kendaraan listrik sebagai solusi
Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi pun mengapresiasi prestasi mahasiswa dalam pembuatan mobil berwarna kuning serupa jas almamater perguruan tinggi negeri terbesar dan terbaik di Kalimantan itu.
Secara simbolis, Sutarto menerima penyerahan mobil dari Dekan Fakultas Teknik ULM Dr Bani Noor Muchamad untuk selanjutnya bisa digunakan keperluan operasional di lingkungan rektorat.
"Tren sekarang memang mobil listrik, jadi kami berikan dukungan penuh untuk pendanaan pembuatannya. Ini prototipe pertama, tapi saya berharap mobil ini terus dikembangkan menjadi city car atau sejenisnya dengan kecepatan yang lebih bagus," tuturnya.
Sementara mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia dan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dr Dino Patti Djalal yang kebetulan tengah berada di ULM turut menjajal mobil listrik tersebut.
Pria yang dikenal sebagai diplomat ulung kaya pengalaman dan kini menjadi Ketua Dewan Pengawas Indonesia Diaspora Network Global mengaku performa mobil listrik karya Wasaka Team sangat impresif.
"Sangat di luar dugaan saya, kebetulan saya juga komisaris dari satu perusahaan mobil yang juga ada produksi mobil listrik, jadi saya lihat inovatif dan kreatif sekali produk ini. Apalagi digabung dengan panel solar yang bisa mati sendiri kalau sudah penuh. Suaranya juga halus sekali, jadi saya harap ini bisa dikembangkan terus," ucapnya.
Bahkan Dino menantang mobil listrik ULM bisa dibawa ke Jakarta untuk meramaikan event balapan mobil listrik Formula E di Jakarta pada tahun depan.
"Saya sudah bicara dengan rektor, nanti kita cari celah-celah kerja sama. Mungkin mobil listrik ini diangkut ke Jakarta ikut beraktifitas pada saat gelaran Formula E," tandasnya.
Di sisi lain, Wakapolda Kalimantan Selatan Brigjen Pol Aneka Pristafuddin yang turut berhadir dalam peluncuran mobil listrik itu juga berkeinginan agar jajarannya bisa menggunakannya.
"Jika kedepannya mobil ini bisa diproduksi lebih banyak, tentu kami juga ingin memilikinya sebagai bentuk dukungan menggelorakan kendaraan ramah lingkungan," kata Aneka yang hadir mewakili Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani.
Diketahui jika mobil listrik memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan mobil bermesin pembakaran biasa, terutama mobil listrik tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya.
Pewarta: Firman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019