"Sangat senang melihat brand lokal sejak 2015 pertumbuhan pesat," kata Presiden sekaligus salah seorang pendiri Social Bella, Christopher Madiam, saat ditemui usai jumpa pers di Jakarta, Senin.
Social Bella tidak menyebut secara gamblang berapa besar pertumbuhan merek kecantikan lokal, namun mereka menyebutkan saat ini mereka memiliki sekitar 30 persen produk kecantikan lokal di platformnya.
"Kami bermitra hampir dengan semua merek lokal," kata Christopher.
Baca juga: Sociolla serius garap layanan omnichannel usai dapat pendanaan
Social Bella kini memiliki tiga platform untuk bisnis kecantikan mereka, yaitu e-commerce Sociolla, media artikel kecantikan Beauty Journal dan platform komunitas Soco.
Mereka ingin produsen lokal memahami Sociolla, beserta ekosistemnya, bukan hanya tempat untuk memasarkan, namun, juga sarana untuk menjelaskan produk, termasuk cara penggunaan.
Ketika disinggung mengenai merek lokal yang menjadi favorit para konsumen, Christopher berpendapat kebiasaan konsumen produk kecantikan berbeda dengan konsumen fesyen, mereka tidak hanya menggandrungi satu merk tertentu.
"Kalau konsumen produk kecantikan, mereka bukan ke merek, tapi, SKU (jenis barang)," kata Christopher.
Misalnya ketika ingin membeli lipstik, konsumen akan mencari jenis atau varian warna tertentu dari berbagai merek.
Social Bella sejak pertengahan 2019 juga menjual produk lewat gerai fisik Sociolla offline store, yang saat ini ada di dua lokasi di Jakarta. Menurut Christopher, terdapat perbedaan minat konsumen di masing-masing toko online dan offline.
Produk perawatan kulit atau skincare lebih banyak dibeli secara online di platform mereka, sementara konsumen yang ingin membeli kosmetik menyukai datang langsung ke toko agar dapat mencoba produk.
Baca juga: Sociolla raih pendanaan Seri D senilai Rp567 miliar
Baca juga: Selena Gomez merambah bisnis produk kecantikan
Baca juga: Produk kecantikan start up Indonesia tembus pasar Uni Eropa
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019