Sebuah batu mirip arca ditemukan di Kelurahan Gedog, Kota Blitar, Jawa Timur, dan saat ini masih diteliti oleh dinas terkait guna kepastian apakah itu benda situs arkeologi atau bukan.Kami menunggu BPCB ke lokasi untuk meneliti temuan beberapa benda itu
Toiron, warga yang mengetahui batu itu mengaku sebelumnya sudah melihatnya sejak tiga pekan lalu. Dirinya merasa batu itu aneh, sebab ada lekukan mirip arca.
"Sebelumnya saya biarkan saja. Saya tidak tahu kalau itu berwujud. Kalau posisinya di bawah pematang sawah yang kebetulan saya kerjakan," katanya di Blitar, Senin.
Di sekitar lokasi itu, terdapat sisa puing Candi Gedog atau yang dikenal Punden Joko Pangon. Jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi temuan batu mirip arca tersebut.
Situs Candi Gedog merupakan reruntuhan candi yang terletak di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Keberadaan reruntuhan candi tersebut berkaitan erat dengan asal muasal Kelurahan Gedog dan legenda-legenda yang melingkupinya.
Bagian candi yang bisa dijumpai adalah dua buah kala dan sebuah yoni yang patah bagian ceratnya. Biasanya lokasi tersebut sering digunakan warga untuk acara bersih desa. Ritual itu dilakukan secara turun temurun.
Temuan itu juga langsung mendapatkan respon dari aparat dan pemerintah kota terkait. Petugas Polresta Blitar bahkan memasang garis polisi guna mengamankan tempat itu dari warga yang iseng.
"Kami sudah ke lokasi dan memasang garis polisi agar aman dari penjarahan. Nantinya, petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang meneliti benda-benda tersebut apakah termasuk purbakala atau bukan," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar AKP Heri Sugiono.
Heri menambahkan, terdapat tiga titik yang diberi garis polisi, yakni titik temuan batu mirip arca, struktur batu bata dan temuan koin.
Polresta Blitar juga masih menunggu hasil kajian dari dinas terkait untuk menindaklanjutinya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar Tri Iman Prasetyono mengaku petugas sudah ke lokasi dan melakukan pengecekan dan menemukan beberapa benda. Temuan terakhir berupa batu bata yang terstruktur mirip fondasi.
"Kami juga menemukan satu uang koin di lokasi. Uang koin itu ada tulisan angka 1856 dan tulisan aksara Jawa kuno," kata Tri.
Tri menambahkan temuan itu sudah diamankan dan selanjutnya koordinasi dengan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Trowulan, Mojokerto. Diharapkan, ada penelitian lebih lanjut terkait temuan tersebut.
"Kami menunggu BPCB ke lokasi untuk meneliti temuan beberapa benda itu," kata Tri.
Baca juga: BPCB kaji keaslian situs arca temuan petani Tulungagung
Baca juga: Situs Mataram kuno ditemukan di Semarang
Baca juga: Arca temuan warga Ngawi diperkirakan peninggalan Majapahit
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019