"Memang lebih sulit dibandingkan Aceh karena aktornya terlalu tersebar sehingga pengendalian secara keaktoran yang lazim dipakai di Indonesia dan berbagai negara tidak efektif," kata Riant di Jakarta, Senin.
Baca juga: Sejumlah pendulang emas di pedalaman Yahukimo Papua dilaporkan dibunuh
Baca juga: Irjen Pol Waterpauw: Korlap demo anarkis harus bertanggung jawab
Baca juga: Papua Terkini - Masyarakat Jayapura diminta tidak balas dendam
Baca juga: Wiranto sebut tokoh separatis Benny Wenda provokator di Papua
Riant memperkirakan “penyebaran” ini dilakukan oleh mereka yang mengetahui “keberhasilan” pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah di Aceh.
Sejak kebijakan Opsus Papua, Otsus Papua, hingga Desk Papua nampaknya masih relatif kurang efektif, sehingga diperlukan metode baru salah satunya dengan menunjuk utusan khusus (special envoy) untuk menangani krisis Papua, jelas Riant.
Menurut Riant tiga tokoh yang cocok untuk mengisi posisi tersebut bisa ditunjuk Jusuf Kalla, Prof. Mahfud MD, atau Prof. Purnomo Yusgiantoro.
"Mengapa tiga tokoh ini ditunjuk? Karena krisis Papua ini terkait konflik sumber daya alam dan keamanan maka tiga tokoh ini dinilai cocok untuk menyelesaikan kasus tersebut," ujar dia menanggapi kondisi Papua terkini.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019