• Beranda
  • Berita
  • Beras organik Banyuwangi diekspor ke sejumlah negara

Beras organik Banyuwangi diekspor ke sejumlah negara

3 September 2019 14:30 WIB
Beras organik Banyuwangi diekspor ke sejumlah negara
Samanhudi, Ketua P4S Sertanio Banyuwangi, yang mengekspor beras merah organik ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat (istimewa)

Beras yang diekspor itu adalah produksi P4S Sirtanio yang merupakan hasil kegiatan agribisnis anak-anak muda dan petani di Banyuwangi.

Produk beras organik dari sejumlah petani di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang tergabung dalam Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Sirtanio merambah pasar ekspor pertanian sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat.

P4S Sirtanio Banyuwangi, Jawa Timur, telah menghasilkan beras organik, khususnya beras merah yang diekspor ke sejumlah negara, yakni China, Amerika Serikat, Australia, dan Italia yang menjadi pasar baru bagi Indonesia.

Ketua P4S Banyuwangi Samanhudi di Malang, Selasa, mengemukakan bahwa beras organik yang diekspor itu adalah produksi P4S Sirtanio yang merupakan hasil kegiatan agribisnis anak-anak muda dan petani di Banyuwangi.

Beras organik yang diekspor adalah Beras Merah Varietas Belambangan A3, Beras Hitam Melik A3, dan Beras Sunrise of Java.

"Varietas-varietas tersebut telah didaftarkan sebagai padi asli Banyuwangi oleh Dinas Pertanian di Kementerian Pertanian. Kami  juga mengekspor beras ke Italia rutin setiap bulan sebanyak 2,8 ton. Sedangkan ke negara lain, seperti Australia dan Amerika volumenya belum sebesar ke Italia," kata Samanhudi.

Baca juga: Kementan dorong ekspor beras hitam varietas lokal

Namun, lanjutnya, kalau permintaan cukup besar dan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas produk agar bisa merambah ke negara lain.

Samanhudi juga menyampaikan bahwa permintaan beras organik Banyuwangi dari luar negeri saat ini sangat besar. Dari China, misalnya, sebesar 60 ton per bulan, belum termasuk dari Amerika Serikat.

"Kapasitas kami terbatas, baru bisa kami penuhi secara bertahap. Ke depan, kami terus merangkul petani-petani lainnya agar dapat meningkatkan volume produksi dan kami siap untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri tersebut," tuturnya.

Para petani tersebut awalnya adalah kelompok yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan pertanian organik Dinas Pertanian Banyuwangi bekerja sama dengan BBPP Ketindan, Lawang, Kabupaten Malang.

Kelembagaan pengelolaan usaha P4S Sirtanio menggunakan sistem corporate farming, yakni menggabungkan lahan usaha para petani mitra untuk dikelola secara terpadu dalam satu sistem. Saat ini ada sekitar 120 petani yang bergabung menjadi mitra P4S Sirtanio.

"Kami dorong para petani menjadi mitra P4S Sirtanio, petani mendapat sejumlah keuntungan. Gabah hasil panen mereka pasti dibeli dengan harga 20 sampai 30 persen lebih tinggi dibanding harga umum. Keuntungan lain menjadi anggota P4S ini, yaitu kami bekali pengetahuan budi daya secara organik serta pelatihan untuk penanganan serangan hama dan penyakit," ucapnya.

Baca juga: Sleman genjot pemasaran beras organik lokal

Ia berharap bisa mendapatkan mitra petani tidak hanya dari Kabupaten Banyuwangi, tetapi daerah-daerah lain karena permintaan akan beras organik ini cukup besar. Pola kelembagaan P4S ini juga dapat dikembangkan di daerah lain, sehingga mempunyai produk-produk yang siap diekspor dan menambah pundi-pundi devisa.

Sebelumnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof Dr Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya menyiapkan petani untuk menghasilkan produknya siap ekspor dengan mendorong Balai Pelatihan untuk membina petani atau pemuda-pemuda yang siap terjun ke sektor pertanian dan menghasilkan produk siap ekspor.

"Kami memiliki keyakinan bisa menciptakan petani dan pemuda-pemuda atau generasi milenial yang bisa terjun di sektor pertanian untuk menghasilkan produk dan produknya untuk diekspor," katanya.

Balai Pelatihan yang ada sudah banyak membina pemuda-pemuda dan petani yang menghasilkan produk-produk yang siap ekspor, tinggal beberapa sentuhan lagi kepada mereka agar mampu menciptakan petani dan pemuda milenial yang produknya siap ekspor.




 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019