"Ratas ini saya ingin mendengar laporan implementasi agar langkah-langkah kita menghadapi perubahan global yang sangat cepat terutama datangnya revolusi industri 4.0 betul-betul jelas, terukur, terintegritas dan juga untuk menuju ke negara industri yang tangguh kita harus berani berubah, berani melakukan berbagai lompatan dan langkah-langkah terobosan," kata Presiden Joko Widodo di kantor presiden Jakarta, Selasa.
Presiden menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas (ratas) dengan topik "Percepatan Peta Jalan Penerapan Industri 4.0".
Hadir dalam rapat terbatas tersebut Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M Natsir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BPKM) Thomas Lembong, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
"Saya ingin ingatkan kembali bahwa peta jalan penerapan industri 4.0 ini telah kita luncurkan dulu di April 2018," tambah Presiden.
Sejumlah langkah terobosan yang diminta untuk dikerjakan adalah perbaikan regulasi yang tidak sinkron, peningkatan kualitas sumber daya manusia, membangun ekosistem inovasi industri yang baik, peningkatan insentif untuk investasi di bidang teknologi, mendesain ulang zona-zona industri sampai dengan perbaikan alur aliran bahan materialnya.
"Saya juga ingin langkah-langkah perubahan harus betul-betul nyata di lima sektor industri prioritas yang sudah sering kita bicarakan yaitu di industri makanan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia dan elektronik," ungkap Presiden.
Presiden meyakini bila pemerintah berkonsentrasi untuk memperbaiki struktur industri nasional, maka industri nasional dapat makin kuat.
"Maka kita akan mampu meningkatkan PDB secara signifikan, dan terutama mendorong peningkatan ekspor dan investasi dan juga tidak kalah pentingnya adalah peningkatan lapangan pekerjaan baru yang bisa menampung lebih banyak lagi tenaga-tenaga kerja di negara kita," jelas Presiden.
Presiden berharap dengan pelaksanaan peta jalan tersebut akan ada tambahan lebih dari 10 juta lapangan pekerjaan.
Peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan untuk mengintegrasikan strategi memasuki era industri 4.0 dilaksanakan dalam acara Indonesia Industrial Summit 2018 pada 4 April 2018.
Making Indonesia 4.0 memberikan arah yang jelas bagi pergerakan industri nasional di masa depan dengan fokus pada pengembangan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan serta menjalankan 10 inisiatif nasional dalam upaya memperkuat struktur perindustrian Indonesia.
Implementasi Making Indonesia 4.0 yang sukses akan mampu mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari "baseline" sebesar 5 persen menjadi 6-7 persen pada periode 2018-2030. Dari capaian tersebut, industri manufaktur akan berkontribusi sebesar 21-26 persen terhadap PDB pada tahun 2030.
Selain kenaikan produktivitas, Making Indonesia 4.0 menjanjikan pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 7-19 juta orang, baik di sektor manufaktur maupun non-manufaktur pada tahun 2030 sebagai akibat dari permintaan ekspor yang lebih besar.
Adapun lima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.
Untuk penerapan awal Industri 4.0, Indonesia akan berfokus pada lima sektor manufaktur, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronik.
Di samping itu, Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur di Indonesia. Kesepuluh inisiatif tersebut adalah perbaikan alur aliran barang dan material, membangun satu peta jalan zona industri yang komprehensif dan lintas industri, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan, memberdayakan industri kecil dan menengah, serta membangun infrastruktur digital nasional.
Kemudian, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan.
Baca juga: Peta jalan revolusi industri 4.0 diluncurkan Jokowi bergulir
Baca juga: Peta Jalan Making Indonesia 4.0 diharapkan pangkas impor elektronika
Baca juga: Presiden apresiasi kesigapan Kemenperin susun peta jalan Industri 4.0
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019