"Untuk sementara, dump truk mengalami trouble akibat kelebihan muatan saat melintasi jalan Tol Cipularang Kilometer 91 arah Jakarta," kata Kapolda, di Purwakarta, Selasa.
Ia mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus mendalami kasus kecelakaan yang melibatkan 21 kendaraan. Termasuk memeriksa sejumlah saksi yang di antaranya sopir dump truk bernama Subana (40).
Jalan Tol Cipularang Kilometer 91 di sekitar lokasi kejadian kondisinya sedikit menurun. Sehingga, kendaraan besar jenis dump truk yang mengangkut tanah merah itu hilang kendali.
Baca juga: Olah TKP Cipularang gunakan laser scanner tiga dimensi
Baca juga: Menhub minta Jasa Marga pasang rambu tegas cegah kecelakaan Cipularang
Baca juga: CCTV sekitar mati saat kecelakaan maut cipularang terjadi
Akibat beban muatannya yang overload, sistem pengereman kendaraan besar itu terganggu. Sehingga, dump truk tersebut menabrak apa saja yang ada di depannya.
Dump truk itu melintasi jalan Tol Cipularang membawa tanah merah dari Kabupaten Bandung Barat menuju Karawang.
"Dari keterangan saksi, kendaraan tersebut mengangkut 34 ton tanah merah. Padahal, kapasitas dari dump truk itu hanya 20 ton. Jadi jelas, itu overload," katanya.
Atas hal itu, untuk sementara pihaknya menduga kecelakaan beruntun terjadi akibat dua kendaraan dump truk yang kelebihan muatan.
"Sopir truk sampai sekarang masih diperiksa, tapi statusnya masih saksi," kata dia.
Kecelakaan beruntun di jalan Tol Cipularang Kilometer 91 arah Jakarta itu pada Senin (2/9) melibatkan 21 kendaraan. Beberapa kendaraan hangus terbakar.
Delapan orang meninggal dunia dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa itu.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019