Film yang berjudul "Mosul" itu ditayangkan perdana pada Venice Film Festival, Senin (2/9). Film tersebut didasarkan pada artikel New Yorker "The Avengers of Mosul" dan sejarah anggota tim elit SWAT Irak yang memerangi anggota ISIS.
Anthony mengaku cukup sulit untuk membuat sebuah film Arab agar mendapatkan penonton. Tantangan itu tentu tidak sesulit ketika menghadirkan "Avengers: Endgame" yang telah menjadi film dengan pendapatan tertinggi.
"Ambisi film itu, keunikan film itu, kami telah banyak berbicara tentang hal-hal itu. Tetapi, saya pikir itu adalah kisah di balik film yang akan menarik banyak orang," ujar Anthony dilansir Variety, Rabu.
Baca juga: Sutradara tidak sesali akhir cerita "Avengers: Endgame"
"Saya pikir mungkin faktor yang paling penting adalah apakah orang akan melihat atau tidak. Kisah film itu perlu diceritakan kepada orang-orang sehingga mereka mengerti mengapa film itu relevan, mengapa itu penting, mengapa akan membawa pengamalan yang memperkaya orang yang menyaksikannya," ujar Anthony.
Sementara, Joe Russo mengaku sama sekali tidak menyesal dengan akhir film epik tersebut.
Joe yang menyutradarai Marvel bersama saudaranya, Anthony, mengatakan mereka tidak akan mengubah apapun yang ada di filmnya dan sekarang "Endgame" menjadi film terlaris sepanjang masa.
"Jika kami menyesali apa pun pada akhirnya, kami tidak melakukan pekerjaan kami dengan benar. Saat membuat film, kami syuting selama satu tahun," kata Joe.
Baca juga: Sutradara "Avengers: Endgame" pertimbangkan peran untuk Keanu Reeves
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019