• Beranda
  • Berita
  • BI harap penurunan suku bunga jadi "amunisi" bagi industri

BI harap penurunan suku bunga jadi "amunisi" bagi industri

4 September 2019 11:39 WIB
BI harap penurunan suku bunga jadi "amunisi" bagi industri
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Senin (12/8/2019). ANTARA/Indra Arief Pribadi/pri.

Tidak salah ekonomi kita hanya lima persen tahun 2019. Ini tantangan besar bagaimana kami dorong manufaktur terus tumbuh

Bank Indonesia (BI) mengharapkan penurunan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,5 persen akan mendongkrak permintaan dan kinerja sektor industri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

"Masalah selama ini yang kami lihat, permintaan yang tidak muncul secara besar. Harapannya dengan kami turunkan suku bunga, semakin memberikan fuel amunisi untuk sektor ekonomi terus tumbuh, terutama sektor manufaktur," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, nantinya dengan permintaan domestik industri yang meningkat seperti untuk investasi, diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stimulus penurunan suku bunga acuan tersebut.

Dalam seminar nasional terkait manufaktur di Hotel Borobudur, Jakarta, Dody menjelaskan pertumbuhan sektor manufaktur dalam Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada triwulan kedua tahun ini mencapai kisaran 3,2 hingga 3,3 persen.

Ia mengungkapkan angka tersebut baru separuh dari pertumbuhan normal sektor manufaktur yang mencapai kisaran enam hingga tujuh persen.

"Tidak salah ekonomi kita hanya lima persen tahun 2019. Ini tantangan besar bagaimana kami dorong manufaktur terus tumbuh," katanya.

Bank sentral tersebut sebelumnya menurunkan dua kali tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate total 50 basis poin yang dilakukan dua bulan terakhir ini.

Kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik itu, lanjut dia, dikeluarkan BI sepanjang stabilitas nasional terjaga, meski berada di tengah tekanan eksternal dan global yang sedang berlangsung.

Salah satu indikator BI menurunkan suku bunga acuan yakni rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah dengan sasaran 3,5 persen plus minus satu persen yang akan tetap berada dalam sasaran tiga persen pada 2020.

"Kami melihat ruang penurunan suku bunga itu terbuka dan kami turunkan suku bunga dua kali sebesar 50 bps menjadi 5,5 persen dalam dua bulan terakhir ini," katanya.

Baca juga: Menperin sebut P3DN proteksi tambahan pelemahan nilai tukar

Baca juga: Airlangga: Kinerja industri tumbuh positif, minat ekspansi tinggi

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019