• Beranda
  • Berita
  • BI Purwokerto: Komoditas pangan masih pengaruhi inflasi di Cilacap

BI Purwokerto: Komoditas pangan masih pengaruhi inflasi di Cilacap

4 September 2019 14:56 WIB
BI Purwokerto: Komoditas pangan masih pengaruhi inflasi di Cilacap
Kepala KPw BI Purwokerto Agus Chusaini. (ANTARA/Sumarwoto)

Inflasi periode Agustus 2019 di Cilacap terutama didorong oleh peningkatan harga kelompok bahan makanan seiring dengan naiknya harga komoditas pangan pokok, yaitu cabai dan beras serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.

Kenaikan harga komoditas pangan pokok seperti cabai dan beras serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau masih mempengaruhi inflasi di Cilacap pada Agustus 2019, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Agus Chusaini.

"Berdasarkan data yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistik), inflasi di Cilacap pada Agustus 2019 sebesar 0,33 persen (month to month/mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,14 persen (mtm)," katanya di sela kegiatan Sosialisasi Peningkatan Soil Level dan Sistem Pembayaran yang digelar di Pendopo Wijayakusuma, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.

Ia mengatakan inflasi periode Agustus 2019 di Cilacap terutama didorong oleh peningkatan harga kelompok bahan makanan seiring dengan naiknya harga komoditas pangan pokok, yaitu cabai dan beras serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.

Di sisi lain, kata dia, inflasi pada periode laporan tertahan oleh deflasi kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga seiring dengan berlalunya periode tahun ajaran baru di Cilacap yang mayoritas dilaksanakan pada Juli 2019.

Baca juga: BPS Jateng sebut kenaikan tarif air bersih picu inflasi Agustus

"Laju inflasi di Cilacap pada September diperkirakan melambat dibandingkan Agustus 2019. Tekanan inflasi diperkirakan masih dipengaruhi oleh pergerakan harga kelompok bahan makanan sebagai dampak kemarau panjang. Di sisi lain, masih tersedianya stok bawang merah pascapanen dan mulai berangsur normalnya harga cabai menahan laju inflasi pada periode laporan," katanya.

Sementara itu inflasi bulan Agustus 2019 di Purwokerto, kata dia, sebesar 0,42 persen (mtm) atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,45 persen (mtm).

Menurut dia, inflasi Agustus 2019 di Purwokerto terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas pada kelompok bahan makanan yang memberikan andil sebesar 0,15 persen, diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan andil 0,11 persen.

"Inflasi bahan makanan utamanya bersumber dari komoditas cabai merah dan cabai rawit. Di samping itu, belum masuknya musim panen padi juga turut memicu inflasi beras pada Agustus 2019. Sementara itu, inflasi juga didorong oleh peningkatan harga kelompok sandang terutama emas perhiasan namun di sisi lain, laju inflasi tertahan oleh deflasi komoditas bawang merah dan bawang putih," katanya.

Baca juga: BPS catat inflasi Jakarta DKI Jakarta 0,17 persen pada Agustus 2019

Agus memperkirakan inflasi bulan September 2019 di Purwokerto akan lebih rendah dari bulan Agustus yang diindikasikan adanya dorongan atau normalisasi harga komoditas aneka cabai dan masih terjaganya pasokan bawang merah seiring dengan mulai berlangsungnya masa panen.

Disamping itu, kata dia, panen padi yang diperkirakan mulai terjadi pada September dapat menahan inflasi bulan berjalan.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019