OYO Hotels & Homes Founder & Group CEO Ritesh Agarwal pada peresmian jaringan hotel OYO di Bali, Kamis mengatakan pihaknya telah menjadi jaringan hotel terbesar di Indonesia dengan lebih dari 1.000 hotel dan 1.200 mitra pemilik hotel di 100 kota di seluruh Indonesia.
"Saya sangat bangga dengan pencapaian ini, dan saya ingin berterima kasih kepada 950 OYO preneurs (karyawan) di Indonesia, jutaan pelanggan kami dan seluruh mitra pemilik hotel kami yang telah mempercayai dan mendukung OYO sepanjang jalan," katanya.
Baca juga: Pindah ibu kota, Kalimantan Timur bisa jadi "Bali Baru"
Ia mengatakan dengan peresmian jaringan hotel di Bali, pihaknya akan memperluas jangkauan untuk membantu lebih banyak mitra pemilik hotel mentransformasi properti mereka menjadi akomodasi berkualitas dengan harga terjangkau dan memberikan pengalaman menginap yang terbaik untuk para pelanggan.
Ritesh mengatakan Indonesia adalah salah satu pasar prioritas bagi OYO. Sebelumnya telah mengumumkan investasi sebesar 100 juta dolar AS untuk Indonesia, namun setelah melihat pertumbuhan luar biasa yang mencapai hampir 30 kali lipat dalam jangka waktu kurang dari setahun.
"Dengan senang hati mengumumkan bahwa kami telah berkomitmen untuk menambahkan jumlah investasi tersebut menjadi total 300 juta dolar AS untuk ekspansi lebih agresif dan menjangkau basis pelanggan yang lebih luas di pasar Indonesia," ujarnya.
Terkait pencapaian terbaru OYO dengan lebih dari 1.200 mitra pemilik aset, 1.000 hotel, 27.000 kamar yang tersebar di 100 kota di Indonesia, Rishabh Gupta, Country Head OYO Hotels & Homes, Indonesia mengatakan pada awalnya berencana untuk mencapai target 100 kota pada akhir tahun 2019, namun dalam jangka waktu kurang dari setahun telah berhasil mencapai target tersebut.
Baca juga: Kemenpar gelar "Bali & Beyond Sales Mission 2019" di China
"Pencapaian luar biasa ini tidak akan mungkin kami capai tanpa dukungan dari seluruh pelanggan setia kami, kerja keras lebih dari 950 OYO preneurs (karyawan) kami, dan lebih dari 1.200 mitra pemilik hotel yang memilih kami dan menaruh kepercayaan pada jaringan hotel kami," ucapnya.
Sebagai ikon pariwisata di Indonesia, kata dia, Bali adalah pasar yang krusial bagi OYO. Pariwisata adalah penyumbang terbesar pada pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata, dan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 43 persen kunjungan wisata mancanegara dari seluruh Indonesia adalah dari Pulau Bali.
Sebagai industri pendukung fasilitas pariwisata, industri perhotelan tentu akan mendapat keuntungan dari pasar berpotensi tinggi. Data terakhir dari BPS juga menyatakan bahwa terdapat 551 hotel berbintang di Bali, yang terdiri dari 61 persen hotel bintang satu hingga tiga pada tahun 2017.
Untuk bisa sukses di persaingan yang begitu ketat, dibutuhkan kemampuan memetakan solusi potensi serta tantangan di industri lokal. OYO memiliki dukungan on-ground dari tim lokal yang berpengalaman dan memahami keadaan industri lokal dan mampu memberi solusi paling tepat.
Baca juga: Dubes Mesir temui Gubernur Bali bahas kerja sama pariwisata
"Kami menyadari besarnya potensi Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia. Kami juga sangat percaya diri dengan pertumbuhan kami di daerah ini. Sebanyak 105 hotel dengan 1.034 kamar telah bergabung di jaringan hotel OYO di Bali. Per Agustus 2019, tingkat hunian hotel di Bali mencapai 65-70 persen, dengan rata-rata pemesanan terjadi setiap satu menit," ujarnya.
Sebagai pelopor model bisnis perhotelan full-stack berbasis teknologi pertama di dunia, kami berharap keberadaan OYO di Indonesia dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan industri perhotelan lokal.
Dari sisi konsumen, kata dia, membantu mitra pemilik hotel agar mampu memberikan pengalaman menginap yang berkualitas untuk para tamu.
Benny Batara, Region Head Bali dan Nusa Tenggara menjelaskan ketika memesan sebuah OYO, para tamu akan mendapatkan pengalaman menginap yang terstandarisasi dan terjamin dengan harga yang kompetitif di seluruh hotel yang termasuk dalam jaringan. Setiap hotel menyediakan fasilitas seperti koneksi WiFi yang cepat dan gratis, linen yang bersih, AC, TV, peralatan mandi dan kamar mandi yang higienis.
Sementara itu, Ida Bagus Purwa Sidemen, Executive Director PHRI Bali mengatakan selaku PHRI akan selalu mendukung segala bentuk bisnis yang membantu meningkatkan standar industri perhotelan di Bali, terutama jika bisnis tersebut turut membantu memperkuat pebisnis hotel lokal dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di industri yang sangat dinamis ini.
"Kami mendukung jaringan hotel dalam upaya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan para wisatawan yang berlibur di Pulau Dewata," ujarnya.
Baca juga: KJRI Ho Chi Minh City promosikan pariwisata "Bali & Beyond"
Baca juga: Menhub akan tinjau proyek infrastruktur transportasi pariwisata Bali
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019