Plt. Kepala Desa Sampuran Kecamatan Rantobaek, Mulawarman dihubungi dari Panyabungan, Sabtu (7/9) menyampaikan setidaknya 30 rumah warga terkena dampak banjir dalam kejadian itu.
"Selain merendam puluhan rumah warga, banjir ini juga merendam fasilitas umum seperti SMP, TK, Polindes dan ratusan hektar lahan perkebunan jeruk warga," katanya.
Ia mengatakan banjir ini diakibatkan oleh tingginya curah hujan pada Jumat malam (6/9) sehingga menyebabkan sungai Aek Batang Taming tidak dapat menampung air yang ada.
Akibat banjir tersebut para warga yang terkena dampak banjir tersebut terpaksa memindahkan barang-barangnya ketempat yang lebih aman, selain itu anak sekolah juga terpaksa diliburkan.
"Warga yang terkena dampak banjir terpaksa memindahkan barang-barangnya ke tempat yang lebih aman, namun dalam kejadian ini tidak ada warga yang mengungsi," ujarnya.
Ia menyebutkan, hingga saat ini kondisi air di lapangan belum terlihat surut. Tinggi air saat ini masih bervafirasi mulai dari 40 cm sampai 1 meter.
Meskipun Pemerintah Kecamatan dan pihak Kepolisian telah melakukan pendataan para warga yang ada di desa langganan banjir tersebut, dirinya mengharapkan kepada Pemerintah Daerah untuk mendirikan dapur umum serta pengadaan perahu karet bagi warga.
"Saat ini hujan terus datang, kami takut banjir kembali datang untuk itu kami mengharapkan pendirian dapur umum dan perahu karet," katanya.
Baca juga: Puluhan rumah hanyut akibat banjir Mandailing Natal
Baca juga: Pengungsi banjir Mandailing Natal kembali ke rumah
Baca juga: Pengungsi banjir Mandailing Natal kembali ke rumah
Pewarta: Juraidi dan Holik
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019