Santos ditembak dua kali di bagian kepala pada Jumat, saat ia mengendarai sepeda motor di jalan utama Kota Tabatinga, yang berada jauh di hutan hujan Amazon di perbatasan Brazil dengan Kolombia dan Peru, seperti dilansir surat kabar Folha de S.Paulo.
Dalam satu pernyataan, INA mengutip bukti bahwa pembunuhannya terjadi sebagai aksi balasan atas peran Santos dalam memerangi invasi ilegal dari para pemburu, pembalak dan penambang emas di resevasi Vale do Javari, rumah bagi konsentrasi suku-suku pribumi tertinggi di dunia yang tidak memiliki kontak.
Surat kabar itu menyebutkan polisi sedang menyelidiki apakah kematian Santos terkait dengan pekerjaanya di FUNAI. Kepolisian tidak memiliki cukup informasi untuk menentukan motif di balik kejahatan tersebut.
Santos sudah bekerja di FUNAI selama lebih dari 12 tahun, termasuk lima tahun sebagai kepala dinas lingkungan hidup di reservasi Vale do Javari, menurut INA.
FUNAI memilik tiga basis di Vale do Javari untuk melindungi sebuah area seluas Austria dengan sekitar 6.000 orang dari delapan suku, dan sekitar 16 suku tanpa memiliki kontak.
INA mendesak pihak berwenang agar menunjukkan bahwa Brazil "tidak lagi memaafkan kekerasan yang dilakukan oleh mereka yang terlibat, berdasarkan ketentuan hukum dalam melindungi dan menggalakkan hak-hak suku asli."
Mereka juga meminta pihak berwenang untuk melindungi para pekerja yang menjaga lahan suku asli.
Sumber: Reuters
Baca juga: Brazil katakan negara-negara Amerika Selatan bertemu bahas Amazon
Baca juga: Polisi Brazil tembak mati pelaku pembajakan bus komuter
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019