Jamaah haji lansia jadi fokus evaluasi PPIH

10 September 2019 17:13 WIB
Jamaah haji lansia jadi fokus evaluasi PPIH
Ketua Kloter 32 Debarkasi Makassar H Syamsuddin di sela penerimaan jamaah haji asal Kabupaten Takalar dan Kabupaten Maros yang tergabung dalam Kloter 32 di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Selasa (10/09/2019). ANTAR/Suriani Mappong

Jangan menunggu tua baru mau berhaji, karena banyak kendala yang saya liat pada jamaah haji lansia pada saat beribadah di tanah suci

Jamaah haji lanjut usia (Lansi) dan berisiko tinggi (Risti) dengan penyakit permanen akan jadi fokus pembahasan dan evaluasi pada rapat eveluasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Makassar.

Hal itu dikemukakan petugas PPIH dan Ketua Kloter 32 Debarkasi Makassar H Syamsuddin disela penerimaan jamaah haji asal Kabupaten Takalar dan Maros di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Selasa.

Dia mengatakan pada rapat sebelumnya di tanah suci sudah dibahas agar pada pelaksanaan musim haji tahun berikutnya disarankan agar jamaah haji Lansia didampingi oleh keluarganya.

Hal itu mengingat bahwa ibadah haji selain memerlukan kesiapan finansial juga membutuhkan fisik untuk melakukan perjalanan jauh.

Hal itu dibenarkan Ketua DPRD Kabupaten Takalar Muh Darwis Sijaya yang mewakili Pemkab menjemput warga Takalar di asrama haji.

Menurut Darwis, pemerintah ke depan harus lebih memprioritaskan calon jamaah haji Lansia yang mendaftar berhaji, agar antrean panjang di kalangan lansia semakin pendek.

Baca juga: Jamaah haji Kloter 32 asal Maros dan Takalar tiba di Makassar

Baca juga: Kloter 27 Debarkasi Makassar terbanyak lakukan mutasi


Sementara itu, jamaah haji termuda di Kloter 32 Adifa (20) yang merupakan warga Kabupaten Maros mengimbau generasi muda untuk berhaji.

 
Jamaah haji termuda diKloter 32 Adifa (20) bersama kakaknya Rafly disela penerimaan jamaah haji asal Kabupaten Takalar dan Kabupaten Maros yang tergabung dalam Kloter 32 di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Selasa (10/09/2019). ANTAR Foto/Suriani Mappong


"Jangan menunggu tua baru mau berhaji, karena banyak kendala yang saya liat pada jamaah haji lansia pada saat beribadah di tanah suci," ujarnya.

Dia mengatakan, ketika masih duduk di bangku sekolah Dasar ia bersama kakaknya Rafly sudah didaftarkan orang tuanya di Kantor Kemenag setempat pada 2009. Setelah menunggu 10 tahun yakni 2019 barulah mendapat panggilan berhaji.

Bersama kakaknya, Adifa sangat bersyukur karena mendapat kesempatan berhaji di usia muda. Setelah menyandang gelar hajjah, tentunya prilaku dan ucapannya akan semakin dijaga baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.*

Baca juga: Jamaah haji Kloter 26 tiba di Makassar

Baca juga: Jamaah haji Kloter 25 asal Sultra tiba di Debarkasi Makassar

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019