Kementerian Perhubungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,953 triliun untuk pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas di tahun 2019 – 2020.
“Ini kita lakukan sebagai wujud dukungan Kemenhub, setelah dapat arahan Presiden, saya dedikasikan anggarannya," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Dia menyebutkan untuk alokasi anggarannya, ada yang memang sudah dianggarkan, ada juga yang kita lakukan efisiensi pada program lain untuk dialihkan mendukung program pariwisata ini.
Dari total Rp2,953 triliun, Kemenhub mengalokasikan sebesar Rp353,99 miliar pada 2019 dan Rp2,6 triliun pada 2020, untuk mengembangkan kelima destinasi pariwisata super prioritas tersebut.
Baca juga: Destinasi super prioritas diproyeksikan dikunjungi 6 juta wisman
Pemerintah telah menetapkan lima Destinasi Super Prioritas, yang terdiri empat dari 10 (sepuluh) Bali Baru yang sudah masuk super prioritas, yakni Danau Toba Sumut, Borobudur Joglosemar, Mandalika Lombok dan Komodo, Labuan Bajo NTT.
Ditambah satu Calon Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yaitu di Likupang, Sulawesi Utara, yang berasal dari lima Destinasi Unggulan, yaitu: Sungai Liat Bangka, Tanjung Gunung Bangka, Cikidang Jabar, dan Likupang Sulut.
Dukungan yang dapat diberikan oleh Kementerian Perhubungan di antaranya dengan menyusun beberapa kebijakan seperti: untuk transportasi angkutan darat, yaitu dengan pemberian layanan subsidi operasional angkutan antarmoda dan angkutan penyeberangan, pengadaan fasilitas perlengkapan keselamatan jalan, Pembangunan dermaga danau pada kawasan pariwisata dan Pembangunan kapal Ro-Ro dan Bus Air.
Sementara, untuk transportasi perkeretaapian, yaitu dengan Pembangunan jalur KA menuju kawasan pariwisata, Reaktivasi jalur kereta pariwisata, dan konektivitas jaringan kereta api dan menuju ke Bandara.
Baca juga: Empat destinasi super prioritas masih terkendala masalah lahan
Untuk transportasi laut, yaitu dengan perpanjangan dermaga dan pengerukan kedalaman alur agar kapal cruise dapat bersandar dan pemberlakuan terminal pelabuhan Laut pada destinasi pariwisata, akan diperuntukan khusus untuk terminal penumpang laut dan tidak bercampur dengan terminal angkutan barang.
Sedangkan untuk transportasi udara, dengan melakukan Perpanjangan landasan pacu dan apron untuk dapat didarati pesawat narrow body (sekelas B-737), membuka jalur penerbangan internasional dan peningkatan konektivitas rute dari dan menuju ke lokasi pariwisata.
Menurut Menhub kebijakan tersebut diturunkan ke dalam berbagai kegiatan prioritas untuk mendukung terwujudnya destinasi pariwisata yang terjangkau baik dari sisi keterjangkauan wilayah maupun harga.
“Contohnya daerah yang mengalami problem aksesibilitas seperti di Jogja kita adakan kereta api, kita investasi Rp1 triliun kereta api yang ke bandara. Karena sekarang ini waktu tempuhnya 1,5 jam, kita mau waktu tempuhnya itu kurang dari 1 jam,” kata Menhub.
Dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020, Pemerintah menargetkan kunjungan Wisman pada tahun 2019 sebanyak 17,5 juta orang, dan pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 308 juta perjalanan serta target penerimaan devisa sebesar 20 juta dolar AS.
Sedangkan pada tahun 2020, target kunjungan Wisman sebanyak 18,5 juta orang, dan pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 310 juta perjalanan serta target penerimaan devisa adalah sebesar 19 - 21 juta dolar AS.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019