• Beranda
  • Berita
  • Empat destinasi super prioritas masih terkendala masalah lahan

Empat destinasi super prioritas masih terkendala masalah lahan

10 Juli 2019 15:08 WIB
Empat destinasi super prioritas masih terkendala masalah lahan
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. (ANTARA/Ade Irma Junida)

Masalah birokrasi antarlembaga itu antara lain berhubungan dengan masalah lahan yang akan digunakan di empat destinasi.

Empat destinasi super prioritas yakni Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Borobudur, masih terkendala masalah lahan dalam pengembangannya menjadi Bali Baru.

Masalah penggunaan lahan teridentifikasi dalam rapat koordinasi yang digelar di Kemenko Maritim Jakarta, Rabu, yang dihadiri sejumlah perwakilan kementerian/lembaga terkait.

"Tadi baru teridentifikasi banyak masalah yang sifatnya birokratis dan harus dibereskan supaya jangan mundur-mundur terus," kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf yang memimpin rakor tersebut.

Masalah birokrasi antarlembaga itu antara lain berhubungan dengan masalah lahan yang akan digunakan di empat destinasi.

"Lahan kan punya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setiap lahan yang digunakan harus ada penggantinya. Itu butuh anggaran, kalau belum dianggarkan bagaimana, kan tidak bisa (dilakukan)," katanya.

Baca juga: Apindo: Presiden Jokowi minta pengusaha bangun hotel di Mandalika

Oleh karena itu, dalam rakor tercetus pemikiran agar masalah lahan bisa diselesaikan dengan diskresi menteri terkait penggunaan lahan yang dibutuhkan.

"Nah itu mungkin tidak, ada diskresi dari menteri bahwa lahan hutan bisa diubah penggunaannya sehingga tidak perlu ada penggantian. Tapi itu masih dibicarakan," ujarnya.

Masalah lain yang perlu dipercepat penyelesaiannya, lanjut Triawan, adalah mengenai rencana induk atau master plan pengembangan empat destinasi super prioritas.

Menurut dia, master plan harus juga rampung sejalan dengan urusan lahan agar investor bisa segera masuk mengembangkan destinasi-destinasi tersebut.

Triawan menambahkan, dari keempat destinasi super prioritas tersebut, keempatnya memiliki masalah yang hampir serupa.

"Sama merata masalahnya. Jadi memang bisa diselesaikan tapi harus sering-sering ketemu," katanya.

Ia menambahkan rakor terkait topik tersebut akan terus berlanjut.
Baca juga: Pasar film Indonesia tumbuh, Bekraf buat insentif untuk lokasi syuting

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019