"Saya ajak warga untuk bersikap bijak, tidak perlu lagi untuk menggelar aksi demo yang berlebihan," katanya di Kota Jayapura, Papua, Selasa.
Menurut dia, situasi dan kondisi di ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura sudah semakin kondusif dan warga mulai beraktivitas seperti biasa. Ia berharap hal tersebut terus berlangsung.
"Memang aparat TNI dan Polri masih berjaga-jaga mengantisipasi seandainya terjadi hal yang tidak kita inginkan. Kami masih terus memantau perkembangan situasi, dan sampai hari ini kami masih mendengar dan antisipasi akan ada gerakan-gerakan lanjutan dari kelompok yang ingin menyuarakan atau memprotes rasisme yang terjadi di Surabaya dan Malang," katanya.
Baca juga: 835 mahasiswa Papua eksodus ke Papua ingin kembali belajar
Namun berkaca pada aksi demo jilid 1 dan jilid 2 di Kota dan Kabupaten Jayapura yang ingin menolak rasisme kemudian berkembang ke arah politik dengan meneriakkan yel-yel Papua Merdeka, hal Danrem mengataka hal itu sudah tidak dibenarkan lagi karena sudah keluar dari koridor yang ada.
"Suarakan Papua merdeka, ini yang tidak kita inginkan, dimanapun negara tidak boleh ada teriak merdeka di dalam negara. Aparat mengambil langkah persuasif hingga berubah represif, itu sudah merupakan prosedur yang harus dilakukan dan hari ini saya imbau kepada warga Kota Jayapura dan sekitarnya, marilah kita beraktivitas seperti biasa, termasuk mahasiswa," katanya.
Mengenai mahasiswa yang pulang dari berbagai kota di luar Papua ke Jayapura, Danrem mengaku telah menerima laporan hampir 800 orang. Mereka diduga mendapatkan informasi yang salah dan ada dugaan kelompok tertentu sedang melakukan provokasi.
Baca juga: Pemkab Jayapura minta mahasiswa kuliah di luar Papua tetap belajar
"Ini akan menjadi persoalan baru buat kota dan kabupaten di Papua, karena nantinya mereka mau ditempatkan dimana dan melanjutkan kuliah dimana. Saya tengarai ada upaya-upaya provokasi kepada mahasiswa itu lewat kelompok-kelompok tertentu untuk memulangkan mereka, seolah-olah ada situasi sedang gawat, seolah-olah mahasiswa Papua akan dianiaya atau sedang dianiaya disana," katanya.
Danrem menjamin bahwa orang atau mahasiswa Papua yang sedang berkuliah di berbagai daerah di nusantara telah mendapat jaminan keamanan dari warga dan aparat setempat, sehingga tidak seharusnya terhasut untuk meninggalkan kuliah yang sangat berguna untuk masa depan nanti.
Danrem mengingatkan kembali agar pihak tertentu yang ingin menggelar aksi demo akan mengurungkan saja niatnya, karena aspirasi untuk menolak tindak rasisme sudah pernah disampaikan ke Gubernur Lukas Enembe. Bahkan telah ditindaklanjuti dengan penegakan hukum kepada oknum yang terlibat.
"Jika ada lagi aksi demo (anarkhis,red) setelah ini, berarti mereka akan berhadapan dengan hukum, kami TNI dan Polri tetap kepada komitmen kita, menjaga keamanan wilayah ini secara persuasif mungkin, tetapi jika mereka melakukan tindakan anarkis maka sesuai dengan aturan dan undang-undang maka kita ambil tindakan penegakan hukum," tegasnya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019