• Beranda
  • Berita
  • Biji Kopi Arabika bertahan di Rp65 ribu/Kg di Aceh Tengah

Biji Kopi Arabika bertahan di Rp65 ribu/Kg di Aceh Tengah

12 September 2019 03:56 WIB
Biji Kopi Arabika bertahan di Rp65 ribu/Kg di Aceh Tengah
Seorang petani sedang menjemur gabah menjadi biji kopi Arabika di Takengon. ANTARA/Said

Setiap bulan, tidak kurang dari 600 ton biji kopi Arabika ke Medan. Selain dari petani di koperasi kami, bila kurang kami cari ditempat lain seperti Bener Meriah.

Sejumlah petani tanaman kopi mengatakan, biji kopi jenis Arabika kualitas ekspor di sentra produksi dataran tinggi Gayo dewasa ini cenderung bertahan menyentuh harga Rp65 ribu/kilogram (kg) baik di Aceh Tengah maupun Bener Meriah.

"Kalau sudah jadi biji kopi, maka harganya Rp64 ribu/kg. Harga biji kopi dalam kondisi kering ini, telah bertahan selama beberapa bulan terakhir," kata Rahadian (31), petani di kilang kopi kawasan Jalan KL Yos Sudarso, Takengon, Rabu.

Sedangkan gabah atau biji kopi segar yang masih harus menjalani proses penggilingan dan penjemuran di panas terik matahari selama beberapa hari dipasarkan seharga Rp24 ribu hingga Rp28 ribu/kg atau tergantung kandungan kadar airnya.

Namun, bila kopi yang baru dipetik dari pohon di kebunnya atau dalam bentuk gelondongan, maka dipasarkan seharga Rp10.500 hingga Rp12 ribu/kg.

"Dari kopi gabah ini, lalu disortir lagi di tingkat pedagang pengumpul atau agen. Dari agen dijual ke toke atau kilang kopi, dan mengalami proses sortir lagi jadi biji kopi Arabika dengan kadar air 15 hingga 20 persen dan kotoran 15 persen," katanya.

Baca juga: PPN ekspor biji kopi Gayo pukul petani

Baca juga: Kemendag beri penghargaan eksportir kopi gayo sukses tembus pasar AS

 

Mencecap Pahitnya Kopi dari Metode Sareng



Berdasarkan data Dinas Pertanian Aceh Tengah tahun 2017 menyebut, luas areal tanaman perkebunan kopi Arabika seluas 49.251 hektare dengan angka produksi 31.358 ton, dan kopi Robusta 1.022 hektare yang memproduksi 433 ton.

"Setelah menjalani proses penyortiran, baru kopi Arabika diekspor, dikirim ke belasan negara melalui Medan, Sumatera Utara, dengan kadar air 14 persen dan kotoran delapan persen," kata Rahadian.

Muhady (55), petani tergabung di koperasi kopi, memenuhi permintaan kopi --yang ditanam tidak kurang 700 meter di atas permukaan laut itu-- atau ekspor dengan rerata 600 ton biji kopi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh dari Januari-Juni 2019 menyebutkan ekspor biji kopi baik Arabika maupun Robusta tercatat senilai 63,77 juta dolar AS atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar 58,34 persen.

"Setiap bulan, tidak kurang dari 600 ton biji kopi Arabika ke Medan. Selain dari petani di koperasi kami, bila kurang kami cari ditempat lain seperti Bener Meriah," katanya.*

Baca juga: 1.000 peserta hadiri Festival Indonesia di Moskow, Kopi Gayo diminati

Baca juga: Kopi gayo khas Aceh diminati pada pameran HKG-PKK di Padang

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019