"Kami mendesak Gubernur Riau untuk cepat mengatasi asap Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) ini, dan beberapa korporasi yang sudah menjadi tersangka ditutup perizinannya," kata Annisa Dewita Sari selaku Direktur Himabisnis UNRI.
Baca juga: Menkokesra: buat rencana aksi atasi kabut asap
Aksi yang semula hanya diperbolehkan di luar pagar Kantor Gubernur Riau akhirnya bisa masuk ke dalam halaman kantor.
Mereka juga mendesak Gubernur Riau keluar untuk mendengarkan aspirasi pengunjuk rasa namun Gubernur Riau Syamsuar tidak berada di kantornya. Tanggapan ini diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau Ervin Rizaldi.
Namun mahasiswa tidak puas karena mereka ingin bertemu langsung dengan Gubernur Riau Syamsuar ataupun Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution. Mereka akan tetap menunggu Wagub Riau yang sedang rapat paripurna.
Aksi dilanjutkan dengan beberapa orator dan pembacaan puisi tentang penderitaan mahasiswa dan masyarakat Riau perihal jerebu (asap) yang tak henti-hentinya mengganggu pernafasan masyarakat.
Sudah tiga hari ini sekolah diliburkan akibat bencana asap yang dirasa kian pekat dan mengganggu kegiatan sehari-hari.
Ribuan warga Pekanbaru dan kabupaten lainnya juga mengalami gangguan pernafasan, batuk, iritasi mata hingga iritasi kulit akibat asap bekas kebakaran hutan di lahan gambut.
Pemerintah juga mengimbau agar warga mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut saat keluar rumah.
Pewarta: Vijay Kantaw/F Muhardi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019