• Beranda
  • Berita
  • Perhutani: Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet dapat dikendalikan

Perhutani: Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet dapat dikendalikan

13 September 2019 12:47 WIB
Perhutani: Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet dapat dikendalikan
Sebagian area hutan lindung lereng timur Gunung Slamet, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang terbakar sejak hari Rabu (11/9/2019), berhasil dipadamkan oleh petugas gabungan pada hari Jumat (13/9/2019). Saat ini petugas masih berupaya memadamkan kebakaran di dua sektor lainnya. (ANTARA/HO-Perhutani)
Perum Perhutani memastikan kebakaran hutan lindung di lereng timur Gunung Slamet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dapat dikendalikan, kata Juru Bicara Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito.

"Hingga pukul 10.50 WIB tadi, sudah dua sektor yang sukses dipadamkan, sedangkan dua sektor lainnya posisinya sudah melingkar dan sudah terhalang sekat yang dibuat oleh tim pemadam. Insya Allah dalam dua hingga tiga jam ke depan dapat dipadamkan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Dalam hal ini, kata dia, tim pemadam kebakaran yang berjumlah sekitar 500 orang serta terdiri atas masyarakat, personel Perhutani KPH Banyumas Timur, Polres Purbalingga, Kodim 0702/Purbalingga, BPBD Kabupaten Purbalingga, Satpol PP Kabupaten Purbalingga, Pos Pemadam Kebakaran Kecamatan Karangreja, dan sukarelawan telah membuat sekat agar api tidak melompat keluar dari lokasi yang telah terbakar.

Baca juga: Sebagian hutan lereng Gunung Slamet terbakar

Lebih lanjut, Sugito mengatakan kebakaran hutan lindung pada ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terjadi di Petak 58A yang merupakan wilayah kerja Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Serang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Timur, KPH Banyumas Timur, dan turut wilayah administrasi Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.

"Lokasi kejadian berisi tanaman pinus tahun tanam 1997 dengan kondisi medan yang berjurang, tumbuhan bawah atau semak yang tebal dan lebat. Ketebalan semak yang mudah terbakar sekitar 50 centimeter," jelasnya.

Baca juga: BNPB: hutan Gunung Slamet-Lawu masih terbakar

Menurut dia, luas lahan yang terbakar sejak hari Rabu (11/9), pukul 11.00 WIB, diperkirakan mencapai 2,5 hektare. "Kepastiannya masih dalam penghitungan," katanya.

Ia mengatakan teknis penanganan dilakukan dengan membuat sekat bakar alami, yakni memisahkan area yang sudah terbakar dengan area yang belum terbakar guna melokalisasi kebakaran.

Baca juga: Antisipasi Kebakaran Penjagaan Gunung Slamet Ditingkatkan

Selain itu, pemadaman langsung menggunakan alat kondisional lapangan dengan cara memukul api menggunakan ranting basah. ***

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019