Harapan Khansa Aathirah (23) untuk melanjutkan studinya ke jenjang Strata 3 menggunakan penghasilan pribadinya harus kandas karena menjadi salah saru korban kecelakaan Tol Cipularang KM 91.Keinginan Khansa menimba pendidikan begitu kuat, hal tersebut dibuktikan dengan kelulusan Khansa yang begitu cepat ketika menempuh pendidikan jurusan Arsitektur di Universitas Udayana Bali
"Seharusnya Bulan Januari tahun depan, Khansa menjalani sidang dan lulus S2," kata Ermansyah Tahir yang merupakan ayah Khansa saat ditemui di kediamannya, Cempaka Baru, Jakarta Pusat, Jumat.
Ermansyah mengatakan Khansa menjalani studi di jurusan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan sedang mengerjakan tesis yang direncanakan rampung pada Desember 2019.
Menurut Ermansyah keinginan Khansa menimba pendidikan begitu kuat, hal tersebut dibuktikan dengan kelulusan Khansa yang begitu cepat ketika menempuh pendidikan jurusan Arsitektur di Universitas Udayana Bali.
"Dia lulus dari Udayana 3.5 tahun, tergolong cepat untuk angkatan dan jurusannya. Dia langsung ambil S2 di SBM ITB karena ingin menjadi Property Manajemen," kata Ermansyah.
Meski Khansa tidak dapat mencapai cita- citanya akibat menjadi korban dari kecelakaan Tol Cipularang KM 91, pihak keluarga sudah rela dan menerima kejadian pilu itu.
Baca juga: Pesan terakhir Khansa kepada adiknya, jadilah pribadi mandiri
Baca juga: Korban kecelakaan Cipularang guru madrasah idola siswa
Baca juga: Korlantas Polri segera analisis keamanan Tol Cipularang
"Sosok Khansa yang hangat akan selalu kami kenang," kata Ermansyah.
Sebelumnya, Khansa Aatirah (23) merupakan satu dari empat korban dari kecelakaan di Tol Purbaleunyi KM 91 yang identitasnya berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri.
Khansa dimakamkan di TPU Penggilingan, Pulogadung, Jakarta Timur usai jenazah diserahkan kepada keluarga di Rumah Sakit Polri Kramat Jati pada Kamis (12/9).
Kecelakaan terjadi di Tol Purbaleunyi KM 91 pada Senin (2/9). Kecelakaan tersebut merenggut delapan nyawa sedangkan puluhan lainnya luka- luka.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019