Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap membagikan masker ke pengendara lalu lintas untuk mengurangi risiko penyakit karena asap yang menyelimuti Kota Palembang sepekan terakhir.Saat ini untuk bernafas saja rasanya sesak, apalagi pada pagi hari, mata juga terasa pedih ketika berkendara di tengah kabut asap.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumsel bersama komunitas gemar berbagi membagikan 500 lebih masker sembari berorasi menggemakan #GerakanSejutaMasker di Bundaran Masjid Agung Palembang, Jumat.
"Melalui pembagian masker ini kami ingin mengajak masyarakat agar tetap menjaga diri dari asap yang semakin hari menyelimuti Kota Palembang," kata Koordinator aksi ACT Sumsel, Haris Lazuardi.
Musim kemarau panjang pada tahun ini, kata dia, memang dirasa lebih panjang dari tahun 2018, akibatnya terjadi kekeringan di berbagai wilayah yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Dinkes Palembang bagikan masker lindungi warga dari asap karhutla
Baca juga: Kabut asap di Palembang dipicu keberadaan 115 titik panas
Kabut asap mulai dirasakan warga Palembang
Akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut asap terbawa masuk ke Kota Palembang sejak akhir Agustus dan semakin pekat intensitasnya serta membahayakan kesehatan, sebab kualitas udara berstatus sangat tidak sehat.
Menurut dia ACT Sumsel sudah beberapa kali membagikan masker di Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang sejak asap mulai memenuhi wilayah tersebut.
"Saat ini untuk bernafas saja rasanya sesak, apalagi pada pagi hari, mata juga terasa pedih ketika berkendara di tengah kabut asap," ujarnya.
ACT Sumsel sendiri sudah membagikan ribuan masker lewat kerjasama dengan pemerintah dan berbagai komunitas.
Ia mengajak masyarakat ikut berdonasi ke ACT agar lebih banyak masker yang dapat dibagikan khususnya di wilayah dengan paparan asap paling parah, donasi dapat ditransfer melalui rekening BNI Syariah 66 0000 5505 atas nama Aksi Cepat Tanggap.*
Baca juga: Kabut asap pekat selimuti Palembang akibatkan udara tidak sehat
Baca juga: Waspadai kiriman asap masuk ke Palembang
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019