Tim juara dunia itu belum pernah memenangi balapan lagi sejak 2012 dan saat ini berada di peringkat buncit klasemen konstruktor dan pebalap. Mereka telah menggunakan power unit Mercedes sejak 2014, tahun mesin hybrid V6 turbo digunakan pertama kali.
Williams pun finis peringkat tiga secara umum di musim 2014 dan 2015.
Kontrak kemitraan Williams dan Mercedes yang sebelumnya berlaku hingga 2020.
"Kami yakin jika mereka (Mercedes) akan terus memiliki paket mesin yang sangat kompetitif," ungkap wakil kepala tim Claire Williams seperti dikutip Reuters.
Extending our power unit partnership with Mercedes-Benz until the end of 2025! ????
— ROKiT WILLIAMS RACING (@WilliamsRacing) September 13, 2019
We’ve had some great moments over the past six years and we’re looking forward to many more as we fight our way back up the grid ???????? pic.twitter.com/KFM8juc23Q
Baca juga: Bos Toro Rosso inginkan Albon tetap di Red Bull musim depan
Williams akan terus menggunakan transmisi di luar dari Mercedes, tidak seperti Racing Point yang dipasok mesin dan girboks oleh pabrikan asal Jerman itu.
Tim pabrikan Mercedes telah memenangi setiap kejuaraan dunia yang digelar sejak mesin 1,6 liter turbo hybrid diperkenalkan pada 2014. Mereka saat ini sedang menuju gelar keenam mereka.
Bos tim Mercedes Toto Wollf menyadari jika Williams sedang berada di posisi yang sulit karena kewalahan dengan mobil yang tak kompetitif setelah mencetak hanya satu poin dari 14 balapan musim ini.
"Aku yakin jika masa depan dari tim-tim independen itu terang di bawah regulasi finansial yang akan diterapkan pada 2021 dan kami senang bisa melanjutkan kemitraan kami dengan Williams menuju era baru olah raga ini," kata Wolff.
Williams saat ini memiliki George Russell, juara dunia Formula 2 tahun lalu, yang membalap bersama pebalap Polandia Robert Kubica.
Russel (21), yang didukung Mercedes, dipandang sebagai masa depan tim Silver Arrow itu namun akan tetap membalap bersama Williams hingga 2020.
Baca juga:Leclerc juara di Monza, duet Mercedes lengkapi podium
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019