Lima kebiasaan yang buruk untuk kesehatan otak

16 September 2019 14:44 WIB
Lima kebiasaan yang buruk untuk kesehatan otak
ILUSTRASI: Kesehatan otak dengan antarmuka layar sentuh futuristik. ANTARA/Shutterstock/am.
Orang-orang yang ingin selalu sehat biasanya hanya memperhatikan ukuran pinggang, kondisi kulit, ginjal dan jantung mereka. Padahal ada organ lain yang sangat penting untuk diperhatikan juga, yakni otak.

Otak adalah salah satu organ yang kompleks dan memainkan peran kunci di hampir semua fungsi tubuh. Otak itu sensitif dan kondisinya juga dipengaruhi oleh gaya hidup.

Apa yang Anda makan, minum, dan bagaimana Anda bersosialisasi dapat membahayakan atau meningkatkan kesehatan otak Anda.

Berikut ini lima kebiasaan yang buruk bagi otak, seperti dilansir Medical Daily.

Menutup kepala saat tidur

Tidur dengan kepala di bawah selimut berpotensi membahayakan otak karena asupan oksigen berkurang.

Saat menutup kepala dengan selimut, Anda bernapas di udara yang baru saja dihembuskan.

Kurangnya oksigen yang mengalir ke otak dapat meningkatkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer, menurut Capital FM.

Latihan mental dan fisik yang buruk

Menjaga pikiran dan tubuh dapat membantu meningkatkan kesehatan otak.

Kurang olahraga akan memengaruhi daya ingat dan mungkin membuat Anda lebih mungkin menderita demensia.

Beberapa kegiatan yang dikenal efektif untuk merangsang otak termasuk membaca dan bersosialisasi.

Baca juga: Berolahraga sejak muda bagus untuk otak

Baca juga: Kekuatan jeruk untuk kesehatan mata hingga otak


Kualitas tidur buruk

Tidak cukup tidur setiap malam untuk waktu yang lama dapat membahayakan otak, dan meningkatkan risiko gangguan neurologis.

Selama tidur, tubuh bekerja untuk mengeluarkan racun dan produk sampingan lainnya dari otak.

Kurang tidur kronis dapat menunda proses tersebut dan memungkinkan pembentukan zat berbahaya.

Kurang minum

Kekurangan air dalam tubuh tidak hanya berdampak pada kinerja fisik tetapi juga otak Anda. Dehidrasi dapat menyebabkan migrain, perubahan suasana hati, lekas marah, cemas, dan kelelahan.

Otak mengandung air, dan saat tubuh mengalami dehidrasi volume organ akan berkurang dan memengaruhi fungsinya.

Stres

Stres kronis memicu produksi hormon steroid yang disebut kortisol. Memiliki kelebihan kortisol dalam tubuh telah dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon, kanker, pertambahan berat badan, penyakit jantung dan diabetes.

Stres juga dapat berpengaruh terhadap kelenjar adrenal. Anda mungkin mengalami kabut otak, kehilangan ingatan dan kecemasan.


Baca juga: Kekuatan menulis untuk kesehatan mental dan otak

Baca juga: Makan es krim pagi hari bagus untuk kesehatan mental

Pewarta: Heppy Ratna Sari
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019