Konsultan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan World Economy Forum (WEF) Shirley Santoso menilai bahwa selama setahun ini pemerintah sudah melakukan atau meluncurkan banyak program dalam rangka mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0.Dari sisi program pemerintah, banyak juga yang sudah dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan 10 prioritas nasional yang sudah dicanangkan dalam Making Indonesia 4.0
"Menurut saya sudah banyak yang dilakukan oleh pemerintah. Dari tataran "awareness" terhadap Making Indonesia 4.0 dari seluruh pihak baik kalangan pemerintah, pengusaha, maupun negara-negara asing sudah luar biasa. Kita selalu bilang bahwa peta jalan ini bukan hanya milik pemerintah Indonesia, namun milik seluruh rakyat Indonesia, mengingat untuk menjalankan Making Indonesia 4.0 butuh dukungan dari kalangan pengusaha, mitra negara asing yang bisa membantu Indonesia dari sisi capability building and technology transfer," ujar Shirley Santoso dalam wawancara dengan Antara di Wisma Antara, Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa dari sisi program pemerintah, banyak yang sudah dilakukan pemerintah sesuai dengan 10 prioritas nasional yang sudah dicanangkan dalam Making Indonesia 4.0, contohnya super deduction tax yang diberlakukan pemerintah untuk membantu atau insentif riset dan pengembangan oleh pelaku industri yang dinilai sebagai terobosan menarik.
Kemudian upaya melakukan manajemen talenta dengan membangun politeknik, menjalin kerja sama dengan perusahaan besar seperti Google dan Apple untuk membangun digital talent, program beasiswa yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Baca juga: Konsultan Kemenperin minta industri 4.0 dijalankan dari hulu ke hilir
"Lalu ada program untuk mewujudkan kendaraan listrik terkait sektor otomotif, karena kami melihat Indonesia harus bersiap untuk mewujudkan mobil listrik dan tidak bergantung pada kendaraan-kendaraan bermesin konvensional atau internal combustion engine (ICE)," kata konsultan yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT AT Kearney tersebut.
Menurut dia, walaupun upaya percepatan industri kendaraan listrik itu masih perlu didetailkan, tapi dengan terbitnya peraturan presiden mengenai hal tersebut sudah dinilai cukup baik. Selain itu di beberapa sektor yang terkait dengan kendaraan listrik, terdapat investasi asing yang masuk ke Indonesia untuk sektor ini misalkan untuk seperti pabrik baterai mobil listrik di Morowali, Sulawesi Tengah.
Selain itu Kemenperin juga telah meluncurkan indeks UMKM terkait kesiapan para pelaku di sektor tersebut dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
"Banyak yang sudah dilakukan lewat program-program mendukung implementasi 4.0 dan juga kemarin saya melihat berbagai instansi kementerian berkumpul untuk membahas tentang 10 prioritas nasional Making Indonesia 4.0. Ini yang perlu dilanjutkan agar momentumnya tetap berjalan baik," ujar Shirley.
Baca juga: Lima sektor industri Making Indonesia 4.0 miliki daya ungkit tinggi
Making Indonesia 4.0 merupakan "roadmap" atau peta jalan mengenai strategi Indonesia dalam implementasi memasuki Industri 4.0. Peta jalan industri tersebut telah diluncurkan oleh pemerintah pada April 2018.
Menurut dokumen Making Indonesia 4.0 yang diterima ANTARA, Indonesia akan membangun lima sektor manufaktur dengan daya saing regional. Kelima sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, kimia dan elektronik.
Khusus di sektor otomotif, industri Indonesia didorong untuk menjadi pemain terkemuka dalam ekspor mobil listrik, dengan salah satu strateginya yakni membangun ekosistem untuk industri mobil listrik, dimulai dengan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian mengembangkan kemampuan mobil listrik berdasarkan adopsi mobil listrik yang tak terelakkan di masa mendatang.
Baca juga: Pemerintah gerak cepat tanggulangi kebakaran hutan di Riau
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019