Korban terpapar asap di RS UNRI terus bertambah

16 September 2019 20:08 WIB
Korban terpapar asap di RS UNRI terus bertambah
Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/pras.

sangat berbahaya bagi warga yang ke luar rumah, apalagi tidak memakai masker

Posko Pelayanan korban terpapar asap di Rumah Sakit (RS) Universitas Riau (UNRI) mencatat sejak Jumat (13/9) hingga Senin (16/9) pasien terpapar asap terus bertambah namun tetap mendapatkan pelayanan secara gratis.

"Dari Jumat (13/9) tercatat 63 pasien yang ditangani RS UNRI, dan sebanyak 17 pasien diantaranya mengalami ISPA atau Inpeksi Saluran Pernafasan Akut," kata Dr Zulharman Med, Kepala RS UNRI di Pekanbaru, Senin.

Menurut Zulharman, korban terpapar asap terus bertambah bahkan pada Sabtu (14/9) terdapat pasien ISPA lagi sebanyak 14 orang, Minggu (15/9) naik lagi menjadi 46 pasien dan 10 diantaranya mengalami ISPA.

Terus bertambahnya pasien terpapar asap, katanya menyebutkan, lebih karena warga tidak peduli dengan dampak asap,terbukti pada Sabtu (14/9) malam, stadion utama Kota Pekanbaru dipadati pengunjung yang didominasi kalangan muda itu.

"Padahal kondisi asap di Kota Pekanbaru menunjukkan tidak sehat sehingga sangat berbahaya bagi warga yang ke luar rumah, apalagi tidak memakai masker," katanya.

Ia menjelaskan, jika seseorang terpapar asap, maka akan terjadi iritasi pada saluran pernafasannya dan jika iritasi di hidung, maka akan terjadi radang hidung, dan jika masuk ke tenggorokan akan terjadi radang tenggorokan.

Parahnya jika asap itu terhirup masuk dan sampai ke paru-paru bisa menimbulkan bronkitis, dengan diagnosa dokter, antara lain dengan gejala batuk pilek, demam.

"Setelah mendapat penanganan dari dokter akan bisa dikategorikan ISPA berat dan tidak berat, parahnya jika pasien mempunyai riwayat asma, terpapar asap maka asmanya yang kambuh, dan itu sering bisa menyebabkan kematian," katanya.

Lain lagi jika ISPA akibat asap dan masuk ke paru-para maka korban didiagnosa mengalami radang pneumonia, sehingga anak kecil yang sudah batuk-batuk sebaiknya cepat dibawa ke dokter, karena bisa mengalami radang pilek, dan ketika masuk ke paru-paru hingga menjadi radang paru-paru, bisa mengancam nyawa.

"Ketika pasien mengalami radang paru-paru bisa saja meninggal jika tidak mendapatkan fasilitas kesehatan yang mencukupi seperti ketersediaan ICU, ventilator dan lainnya. Oleh karena itu RS UNRI tetap menyediakan layanan kesehatan gratis hingga asap usai," katanya.

RS UNRI katanya lagi, dalam memberikan layanan kesehatan gratis tetap menyediakan obat-obatan, oksigen hingga tindakan evakuasi bagi penderita sesak nafas berat, IGD dan bangsal rawat inap.

Baca juga: 14 posko kesehatan siaga antisipasi dampak kabut asap di Pekanbaru
Baca juga: Kabut asap masih pekat, Disdik Pekanbaru perpanjang libur sekolah
Baca juga: Kabut asap perburuk kualitas udara Pekanbaru dalam waktu sepekan

​​​​​​

Pewarta: Frislidia
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019