• Beranda
  • Berita
  • Kabut asap perburuk kualitas udara Pekanbaru dalam waktu sepekan

Kabut asap perburuk kualitas udara Pekanbaru dalam waktu sepekan

14 September 2019 20:05 WIB
Kabut asap perburuk kualitas udara Pekanbaru dalam waktu sepekan
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati memberikan keterangan pada wartawan di gedung Graha BNPB Jakarta, Sabtu (14/9/2019). (ANTARA/Aditya Ramadhan)

Sampit merah sejak tanggal 4 September sudah di atas ambang batas. Sekarang berada di atas ambang batas cukup jauh

Kualitas udara di Kota Pekanbaru, Riau, terus memburuk melampaui nilai ambang batas  konsentrasi partikulat polutan PM10 harian karena kabut asap kebakaran hutan dan lahan dalam sepekan.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan di gedung Graha BNPB Jakarta, Sabtu, kualitas udara di Kota Pekanbaru melonjak hingga 300 mikrogram per meter kubik (µg/m3) sejak 9 hingga 13 September 2019, melampaui nilai ambang batas (NAB) harian PM10 sebesar 150 µg/m3.

Baca juga: Dekan FK-UI: Hipoksia akibat kabut asap sebabkan kerusakan organ tubuh

Baca juga: Kabut asap makin pekat seluruh sekolah di Palangka Raya diliburkan

BMKG mengukur kualitas udara dengan parameter kandungan PM10 (partikulat matter 10) yaitu partikel yang ada di udara berukuran di bawah 10 mikrogram sehingga bisa membahayakan bila terhirup oleh manusia. 

Selain di Pekanbaru, wilayah lain yang kualitas udaranya juga sudah mulai melebihi ambang batas yaitu Jambi, terhitung sejak tanggal 12-13 September.

Sementara untuk kualitas udara wilayah Kalimantan yang juga telah melampaui nilai ambang batas adalah Sampit dengan kandungan PM10 di udara lebih dari 150 mikrogram per meter kubik sejak 4 September.

Baca juga: Nunukan tertutup kabut asap, pelayaran kapal cepat tetap beroperasi

Baca juga: Sheila On 7 batal manggung di Pekanbaru gara-gara asap karhutla

Walaupun kualitas udara di Sampit membaik, di bawah nilai ambang batas pada 8-10 September, namun parameter kembali melonjak mulai 11 September hinga kini. Yang paling parah kandungan PM10 di udara mencapai hampir 600 mikrogram per meter kubik pada 13 September, menurut Dwikorita. 

"Sampit merah sejak tanggal 4 September sudah di atas ambang batas. Sekarang berada di atas ambang batas cukup jauh," katanya.

Dia menjelaskan kualitas udara terus berfluktuasi pada jam-jam tertentu dan tidak sepanjang hari berada dalam kondisi yang buruk. Dirinya mencontohkan di Pekanbaru pada pukul 06.00 WIB hari ini mengalami penurunan kandungan PM10 hingga di bawah ambang batas yang disertai menurunnya asap akibat karhutla. 

Baca juga: Mendikbud beri pesan para guru di wilayah terpapar kabut asap

Baca juga: Jarak pandang Bandara Syamsudin Noor hanya 50 meter

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019