"Terserah kami mau dipindahkan ke negara mana, tapi saat ini kami hanya butuh kepastian. Jangan seperti ini tidak ada kejelasan," kata salah satu pencari suaka bernama Syukria Rahumi saat ditemui Antara di trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa.
Baca juga: Pencari suaka dipersilahkan sampaikan aspirasi kembali di Kebon Sirih
Baca juga: Puluhan pencari suaka kembali tempati trotoar Kebon Sirih Jakarta
Baca juga: Anies hubungi Mensos soal pencari suaka yang kembali ke trotoar
Syukria sudah enam hari kembali menempati trotoar Kebon Sirih bersama keluarganya. Ia melakukan seluruh kegiatannya menunggu kepastian mengenai biaya yang dijanjikan oleh UNHCR.
"Kami tidak kembali ke Kalideres karena sudah menandatangani perjanjian dengan UNHCR bahwa mereka akan memberikan kami biaya untuk hidup layak. Kemarin mereka memberi kami Rp1.600.000 tapi itu tidak cukup untuk biaya lima orang dalam satu bulan," kata Syukria menjabarkan alasan lainnya kembali menempati trotoar Kebon Sirih.
Syukria tidak sendiri, ia mengatakan sebanyak 53 pencari suaka yang kembali menempati posisi di depan kantor UNHCR di Indonesia, mereka terdiri dari pencari suaka yang terdiri dari keluarga maupun perorangan.
Pencari suaka lainnya bernama Ali turut mengharapkan kepastian statusnya dari UNHCR.
"Terserahlah mau dipindahkan kemana, asal saya bisa hidup layak dan normal. Bisa bekerja, bisa punya kendaraan, tidak seperti ini. Kasih kami solusi pasti jangan yang sementara," kata Ali yang merupakan pencari suaka tunggal dari Afghanistan selama tujuh tahun di Indonesia.
Pencari suaka yang menempati trotoar Kebon Sorih tidak hanya berasal dari orang tua namun terdapat juga anak-anak yang masih berusia di bawah lima tahun sebanyak 15 orang.
"Kasihan juga anak-anak ini, kami makan dan minum kalau ada warga atau orang yang kasih ketika melintas dan jalan melewati kami," kata Syukria.
Sebelumnya, para pencari suaka yang berasal dari Kalideres kembali menempati jalur pejalan kaki di depan bank Gamon setelah bagian depan Gedung Ravindo dipasangi kawat berduri sejak Jumat sore (13/9).
Mereka merupakan pencari suaka yang berasal dari berbagai daerah di Timur Tengah seperti Afghanistan, Somalia, dan Irak.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019