"Langkah ini jika bisa dilakukan secara maksimal, tentu cukup efektif untuk mencegah terjadinya Karhutla saat musim kemarau," kata Gubernur Sugianto Sabran di Pulang Pisau, Selasa.
Ia berharap, lahan-lahan yang ada di Kalteng bisa dimanfaatkan dengan baik dan dikelola sehingga menjadi produktif. Selain sebagai langkah pencegahan Karhutla, juga bermanfaat terhadap peningkatan perekonomian di daerah maupun kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Belasan Orangutan di Nyaru Menteng Kalteng terserang ISPA
Jika suatu lahan dikelola dengan baik dan menjadi produktif, maka diyakini pengawasan maupun penjagaan terhadapnya maupun lingkungan sekitar akan lebih meningkat lagi.
"Kami yakin, jika lahan dikelola dengan baik dan produktif, maka pemiliknya akan melakukan penjagaan secara maksimal dan mencegah agar tidak terjadinya kebakaran. Beda halnya dengan lahan tidur, menjadi rawan karena tidak ada yang menjaga," tuturnya.
Dalam kunjungannya ke Desa Mantaren, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Sugianto mengapresiasi masyarakat yang menjaga lahan produksinya berupa kebun sengon.
Baca juga: Kalteng minta tindakan hukum perusahaan terlibat karhutla transparan
Kondisi seperti itulah yang ia maksud, yakni membuat lahan yang dimiliki menjadi produktif dan mencegahnya agar tidak dibakar atau pun terbakar, hingga pada akhirnya Karhutla dapat dicegah dan ditanggulangi.
"Warga di sini menjadi contoh dan bukti nyata, bahwa lahan yang dikelola dan produktif, tidak akan mudah terbakar karena dijaga dengan baik," tuturnya.
Pemprov Kalteng bersama pihak terkait lainnya, terus berupaya menanggulangi masalah karhutla yang sedang terjadi di berbagai kabupaten dan kota, agar kabut asap pekat yang menyelimuti saat ini bisa segera diatasi.
Baca juga: Kementerian LHK menyegel lokasi kebakaran lahan perusahaan di Kalteng
"Karhutla sangat merugikan daerah dan juga masyarakat, diantaranya menyebabkan gangguan kesehatan, kegiatan pendidikan hingga perekonomian," ujar Sugianto.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019