"Segera saya minta untuk melakukan modernisasi konten kita. Jangan mentang-mentang gratis terus sekadarnya," ucap Muhadjir Effendy dalam konferensi pers di Perpustakaan Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa.
Sebelumnya, Kemendikbud akan meluncurkan program Digitalisasi Sekolah yang akan dilaksanakan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pada Rabu (18/9).
Program Digitalisasi Sekolah adalah terobosan yang dilakukan oleh Kemendikbud memanfaatkan perkembangan teknologi untuk membantu proses belajar.
Pemerintah rencananya akan memberikan gawai tablet untuk membantu siswa dan guru mengakses bahan pelajaran yang memadai.
Dalam tahapan pertama pada 2019, Kemendikbud akan memberikan bantuan sarana belajar berupa gawai tablet untuk 36.281 sekolah dan 1.753.445 siswa di seluruh Indonesia, yang dianggarkan dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan Kinerja.
Salah satu sumber bahan pelajaran itu adalah platform digital Rumah Belajar milik Kemendikbud, yang sebenarnya sudah diluncurkan sejak 2011.
Dalam dua tahun terakhir, menurut Mendikbud, Kemendikbud sudah mematangkan konten di platform tersebut untuk Digitalisasi Sekolah.
Namun, dia tidak memungkiri manfaat penggunaan platform belajar digital berbayar yang bisa membantu siswa dan guru melakukan pembelajaran.
"Tapi saya minta yang dari Kemendikbud untuk melibatkan banyak pemangku kepentingan, termasuk relawan dan pegiat pendidikan, untuk terlibat memperkaya konten pembelajaran itu," ujar Muhadjir.
Baca juga: Rumah Belajar berdayakan guru agar tak diganti bimbel
Baca juga: Kemendikbud akan bagikan 1,75 juta gawai ke sekolah
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019