"Dengan adanya aplikasi ini, dapat memberdayakan para guru. Dengan aplikasi ini para guru dapat belajar meningkatkan keahliannya dan tidak tergantikan oleh bimbingan belajar," ujar Gogot usai acara Rapat Koordinasi Anugerah Ki Hajar di Jakarta, Selasa.
Dalam aplikasi tersebut, kata Gogot, terdapat setidaknya 40.000 materi pembelajaran baik berupa video, presentasi, audio, hingga bank soal.
Bahkan untuk kategori jelajah luar angkasa, Kemendikbud bekerja sama dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). "Jadi foto-foto yang berasal dari NASA, dikirim langsung ke kita."
Aplikasi itu, kata dia, tidak hanya bisa diakses oleh para guru, tetapi juga para siswa. Menurut Gogot, Rumah Belajar lebih baik dibandingkan aplikasi pembelajaran lainnya karena lebih banyak materi pembelajarannya dan juga gratis.
Saat ini, kata Gogot, jumlah yang berlangganan (subscribe) Rumah Belajar mencapai 800.000 lebih. Sedangkan yang mengunjungi situs Rumah Belajar mencapai 24,6 juta. Pihaknya menargetkan bisa meningkatkan jumlah pengunjung hingga 50 juta.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi meminta masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi itu. Pasalnya banyak pengetahuan bisa didapatkan di aplikasi itu dan kualitas materinya juga bagus.
"Permasalahan kita hanya pada sosialisasinya yang kurang, sehingga belum dikenal masyarakat. Beda dengan aplikasi serupa tapi harus bayar yang gencar promosi ke sekolah-sekolah," kata Didik.
Didik menjelaskan para pengunjung tidak hanya bisa mengunduh materi saja, tetapi juga mengunggah materi pembelajaran yang dinilai bagus. Didik berharap ke depan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan aplikasi itu.*
Baca juga: Menjadi mandiri melalui rumah belajar JICT
Baca juga: Mau belajar membuat tempe, ada Rumah Tempe Indonesia di Bogor
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019