Kepala Perwakilan Tetap PBB di Indonesia, Anita Nirody, Selasa memimpin peninjauan sejumlah lokasi terdampak bencana yang mendapat bantuan dari PBB melalui sejumlah lembaga dan organisasi khususnya, di antaranya di SD Inpres Jono Oge, Kabupaten Sigi dan di hunian sementara (huntara) Kelurahan Gawalise, Kota Palu.
"Saya menyaksikan ketahanan dan semangat masyarakat untuk kembali bangkit pasca bencana. Kami berterimakasih atas kemitraan yang terjalin dengan berbagai pihak baik dangan lembaga khusus PBB, pemerintah daerah dan masyarakat,"katanya saat memberikan sambutan di SD Inpres Jono Oge.
Baca juga: Prancis bantu 1 juta euro untuk pemulihan ekonomi nelayan Sulteng
Ia menjelaskan, bantuan pembangunan kembali sekolah-sekolah yang rusak dan hancur akibat bencana di Palu, Sigi maupun Donggala dilakukan oleh PBB lewat United Nations Development Programme (UNDP) melalui proyek yang diberi nama PETRA.
"Kami bahagia semua dapat menikmati bantuan yang diberikan oleh PBB. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi semua,"harapnya.
Resident Representative UNDP Indonesia, Christophe Bahuet dalam kesempatan itu menyatakan jika sekolah-sekolah bantuan UNDP yang dikerjakan secara sukarela oleh masyarakat merupakan simbol semangat korban bencana yang tidak terus menerus larut dalam duka dan kesedihan.
"Ini menjadi salah satu simbol semangat dan dukungan kuga dari kami untuk masyarakat agar segera bangkit pasca bencana,"ujarnya.
Baca juga: Jepang siap bantu pemulihan pascabencana di Sulteng
Tercatat bantuan yang sudah diberikan yang telah disalurkan dan dikelola oleh lembaga maupun organisasi khusus PBB hingga saat ini mencapai 14,4 juta dollar (USD) atau sekitar Rp201 miliar.
Bantuan tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pengungsi korban bencana pasca bencana hingga memulihkan berbagai sektor yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi khusus PBB di antaranya UNDP, Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO), badan PBB untuk anak-anak atau United Nations Children’s Fund (UNICEF) hingga Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca juga: Pemulihan pendidikan pascabencana Sulteng butuh Rp200 miliar
Baca juga: Muhammadiyah komitmen bantu pemulihan bencana di Sulteng
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019