• Beranda
  • Berita
  • Kuota pupuk bersubsidi di Boyolali 2019 bertambah

Kuota pupuk bersubsidi di Boyolali 2019 bertambah

18 September 2019 11:55 WIB
Kuota pupuk bersubsidi di Boyolali 2019 bertambah
Seorang pedagang sedang mengecek persediaan pupuk di Desa/Kecamatan Banyudono Boyolali, Rabu (18/9/2019) . ANTARA/Bambang Dwi Marwoto

Boyolali, tahun ini, jumlah alokasi pupuk bersubsidi mendapatkan tambahan dari Pemerintah Provinsi Jateng, sebanyak 973 ton

Jumlah kuota pupuk bersubsidi untuk petani di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada 2019 bertambah, sehingga totalnya menjadi 50.668 ton atau stok aman.

Jatah kuota pupuk bersubsidi untuk Boyolali baik jenis urea, SP36, NPK, ZA, maupun organik, pada awal 2019 sebanyak 49.695 ton, tetapi hingga September ini, mendapatkan tambahan menjadi 50.668 ton, kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Ibnu Sutopo, di Boyolali, Rabu.

"Boyolali, tahun ini, jumlah alokasi pupuk bersubsidi mendapatkan tambahan dari Pemerintah Provinsi Jateng, sebanyak 973 ton," kata Ibnu.

Jumlah alokasi pupuk bersubsidi di wilayah Boyolali tersebut terdiri dari jenis urea sebanyak 21.500 ton, SP36 (4.390) ton, ZA (8.500) ton, NPK (10.724) ton, dan organik (5.554) ton.

Pupuk jenis urea dan SP36 yang mendapat tambahan paling banyak. Untuk urea dari 21.182 ton bertambah menjadi 21.500 ton, begitu juga SP36, dari 4.090 ton menjadi 4.390 ton. Sedangkan, pupuk jenis Za dari 8.345 ton menjadi 8.500 ton.

Pupuk jenis organik untuk kebutuhan petani di Boyolali, tahun ini, juga bertambah 200 ton dari 5.354 ton menjadi 5.554 ton. Khusus untuk pupuk NPK tetap, karena Pemprov tidak memberikan tambahan.

Baca juga: Presiden: Pemerintah akan terus perbaiki subsidi energi dan pupuk

Pihaknya beharap dengan adanya tambahan kuota pupuk bersubsidi dari pemerintah tersebut para petani kebutuhannya akan tercukupi atau paling tidak stok di daerah tersedia cukup.

Para petani di Boyolali yang menggunakan pupuk organik dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Karena, pemerintah meminta kepada petani kembali ke alam atau pemanfaatan pupuk organik dengan mengurangi konsumsi pupuk kimia.

Menyinggung soal dugaan adanya penyelewengan pupuk bersubdidi di Boyolali, Dinpertan sudah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan baik dari TNI maupun kepolisian setempat.

Pupuk bersubsidi sangat vital terhadap keamanan pangan, sehingga aparat keamanan TNI/ Polri terus mengawasi pendistribusian hingga ke para petani guna menjaga kedaulatan pangan.

Baca juga: Pupuk Indonesia siapkan stok pupuk subsidi tiga kali lipat

Menurut Serka Widada, salah satu petugas Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Senggrong Kodim 0724 Boyolali, pihaknya melaksanakan secara rutin pengawasan terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi.

Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketersediaan pupuk, dan mencegah adanya penyalahgunaan pupuk khususnya yang mendapat subsidi dari Pemerintah. "Kami mengawal dari tingkat distributor hingga ke para petani, untuk memastikan stok pupuk aman".

​​Baca juga: Hingga Mei 2019, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi 3,7 juta ton

 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019