Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani, melalui siaran pers, Rabu mengatakan pihaknya akan tetap berupaya secara optimal untuk dapat mengatasi persoalan Karhutla di wilayahnya.
Baca juga: Sondetan baru percepat pembasahan lahan gambut di Banjarbaru
"Bahaya dampak Karhutla itu sangat besar. Mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, dan lain-lain. Ini jelas merugikan kita semua. Maka marilah bersama-sama, mencegah Karhutla," kata Yazid.
Ia mengatakan, susahnya akses menuju ke lokasi titik api dan minimnya sumber air menjadikan api cepat membakar lahan gambut dan menjalar hingga luas. Dan hal itu juga mempersulit jajarannya untuk memadamkan api.
Baca juga: Kapolda Kalsel perintahkan lidik karhutla di Banjarbaru
Untuk memaksimalkan upaya penanggulangan, Yazid pun meninjau ke lokasi Karhutla di lingkaran daerah kabut asap Landasan Ulin Bandara Syamsuddin Noor, dengan didampingi Karo Ops, Dansat Brimobda Kalsel dan Kapolres Banjarbaru.
Peninjauan dilakukan untuk memetakan daerah rawan Karhutla.
Saat meninjau lokasi, mereka merasakan perihnya mata, haus, mual akibat banyaknya kepulan asap.
Baca juga: Titik panas di Kalsel capai angka tertinggi
"Polri khususnya Polda Kalsel beserta tim Satgas Karhutla akan terus berupaya memaksimalkan pemadaman titik api dan memastikan bahwa anggota di seluruh wilayah teritorial terus melakukan pemantauan titik api setiap harinya serta upaya pemadaman apabila ditemukan titik api di wilayahnya hingga benar-benar padam," katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya preventif, persuasif dan represif terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan dengan mengamankan beberapa oknum pelaku pembakar hutan dan lahan secara sengaja.
Baca juga: Netralisir karhutla agar tak merambat ke rumah dan sekolah
"Kami imbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar lahan dan hutan, ini karena ada konsekuensi hukum yang berlaku," ujarnya.
"Kami juga berharap agar masyarakat dapat turut berperan aktif dalam rangka pencegahan katanya.
Lima helikopter water bombing berupaya padamkan karhutla di Kalsel
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019