Tokomodal merupakan 1 dari 7 perusahaan fintech P2P lending di Indonesia yang sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Mei 2019 sebagai fintech yang fokus pada digitalisasi warung.
"Peminjam di Tokomodal sudah tersebar lebih di 100 kota di 22 propinsi. Ditargetkan total nilai pinjaman juga meningkat menjadi sekitar Rp1 triliun pada 2019, saat ini yang sudah mencapai sekitar Rp450 miliar," kata Co-Founder Tokomodal Chris Antonius dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Tokomodal menyalurkan pinjaman kepada usaha kecil mikro (UKM) berupa warung yang disebut sebagai Outlet Binaan Alfamart (OBA) melalui kerja sama dengan Alfamart.
Baca juga: Sasar warung kecil, fintech Tokomodal sudah salurkan pinjaman Rp130 miliar
Chris menjelaskan, jumlah pinjaman di perusahaannya mulai dari Rp300.000 hingga Rp4,5 juta per pinjaman dengan plafon Rp 10 juta, dengan jangka waktu pinjaman 7-14 hari.
Dengan aplikasi fintech Tokomodal, pemilik warung bisa memesan barang dari Alfamikro yang pembayarannya bisa dilakukan belakangan. Pemilik warung tinggal memilih barang di aplikasi, lalu memilih pembayaran melalui Tokomodal, selanjutnya barang dikirim tanpa ongkos kirim.
Dalam praktiknya, OBA bisa mendapatkan barang dengan harga lebih murah hingga 15 persen dibanding konsumen biasa yang berbelanja di Alfamart.
Bahkan jika pembayarannya lancar ada semacam promosi di mana peminjam dapat menikmati bunga 0 persen selama 7 hari.
Bagi pemilik warung yang ingin mendapatkan fasilitas Tokomodal harus terlebih dahulu mendaftar menjadi OBA ke Alfamikro, bisa mengoperasikan ponsel pintar Android karena pemesan barang ke Alfamikro menggunakan aplikasi.
Selain menjadi mitra dagang, saat ini pun OBA sudah memberikan layanan penjualan pulsa hingga kanal pembayaran seperti membayar token listrik.
Baca juga: Tokomodal mudahkan pemilik warung utang belanjaan tanpa bunga
Baca juga: Modalku ingin jangkau dan salurkan pinjaman ke pelaku UKM di luar Jawa
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019