• Beranda
  • Berita
  • Menperin sebut IK-CEPA permudah rantai nilai industri

Menperin sebut IK-CEPA permudah rantai nilai industri

18 September 2019 20:08 WIB
Menperin sebut IK-CEPA  permudah rantai nilai industri
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kiri) menyampaikan pidato kunci dalam “Konferensi Indonesia-Korea” yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Jakarta, Rabu (18/9/2019). (ANTARA/Yashinta Difa)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK-CEPA) yang perundingannya ditargetkan rampung pada November 2019, dapat mempermudah rantai nilai (value chain) industri.

“IK-CEPA tentu akan memudahkan terkait value chain industri itu sendiri. Kalau manufaktur ada komponennya kan jadi mudah,” ujar Airlangga dalam “Konferensi Indonesia-Korea” yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Jakarta, Rabu.

Perjanjian tersebut akan mencakup kerja sama bidang perdagangan barang dan jasa, investasi, peningkatan kapasitas, serta aspek hukum dan institusi.

Menurut menteri, IK-CEPA akan mendongkrak nilai perdagangan bilateral kedua negara yang ditargetkan mencapai 30 miliar dolar AS pada 2022.

“Sebagai mitra dagang utama, target (perdagangan bilateral) 30 miliar dolar AS sebetulnya mudah (dicapai),” ujar dia.


Baca juga: Kedubes Korsel: IK-CEPA tingkatkan volume dagang hingga 30 miliar USD
Baca juga: Negosiasi IK-CEPA diaktifkan kembali

Nilai perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada 2018 mencapai 18,62 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Korea sebesar 9,54 miliar dolar AS dan impor sebesar 9,08 miliar dolar AS. Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus sebesar 443,6 juta dolar AS.

Produk ekspor utama Indonesia ke Korea pada 2018 adalah batu bara, gas alam cair, bijih tembaga, dan minyak mentah.

Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Korea adalah bahan bakar dengan angka oktan (RON) 90, bahan bakar diesel otomotif, sirkuit elektronik terpadu, sekop mesin, dan bahan murni RON lainnya.

Selain itu, menurut Airlangga, Korea Selatan menjadi salah satu investor terbesar bagi Indonesia dengan investasi mencapai 7 miliar dolar AS di beberapa sektor seperti industri makanan, tekstil, industi kimia, farmasi, baja, serta mesin dan elektronik.

Salah satu investasi besar Korea Selatan yang telah masuk tahap realisasi adalah pembangunan komplek industri petrokimia Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) senilai 3,5 miliar dolar AS di Cilegon, Jawa Barat.


Baca juga: Dubes RI optimistis perundingan IK-CEPA rampung November 2019
Baca juga: Dubes Kim berharap IK-CEPA tingkatkan interaksi bisnis RI-Korsel

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019