Pemerintah dinilai sudah memberikan kesempatan dan peluang bagi wanita untuk bekerja di sektor maritim sehingga kesan bahwa sektor tersebut didominasi kaum pria sudah tidak ada.Pemerintah dalam hal ini telah memberikan kontribusi penting dan kesempatan yang setara antara pria dan wanita, sehingga kesetaraan jender di sektor ini merata
"Sebenarnya sudah banyak kaum wanita yang bekerja di sektor kemaritiman dan memegang posisi penting, tapi tidak terlalu kelihatan. Pemerintah pun selama ini sudah memberikan dukungan bagi wanita untuk memegang posisi strategis," kata Ketua Woman in Maritime Indonesia (WIMA Ina) Nirmala Chandra Motik kepada pers di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Rabu.
Hal tersebut disampaikan saat Simposium WIMA Ina yang membahas Memberdayakan Perempuan di Peluang Kemaritiman. Hadir dalam pembicara tersebut Wakil Ketua Umum WIMA Ina Carmelita Hartoto, Presiden Direktur PT Terminal Teluk Lamong Dothy, Kapten wanita pertama kapal Capt. Kartini, serta Komandan Kapal Patroli Alugara Tanjung Priok PLP Tanjung Priok Ni Putu Cahyani.
Dikatakan Nirmala, hampir di semua bidang maritim di Indonesia yang selama ini dipegang oleh pria, sudah banyak yang ditempati oleh wanita bahkan tidak sedikit pula jabatan penting di pelabuhan yang ditempati wanita, baik itu sebagai jabatan struktural maupun fungsional.
"Pemerintah dalam hal ini telah memberikan kontribusi penting dan kesempatan yang setara antara pria dan wanita, sehingga kesetaraan jender di sektor ini merata," katanya.
Baca juga: INSA dorong perempuan masuk ke sektor maritim
Kasubdit Keselamatan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan Shidrotul Muntaha, mengatakan kesan selama ini bahwa dunia maritim milik pria saat ini sudah tidak ada lagi karena sangat banyak wanita yang juga ingin bekerja di sektor tersebut, sekalipun harus menghadapi tantangan dan persaingan dengan pria.
"Kementerian Perhubungan memang juga memberikan peluang sama dengan kaum wanita di sektor kemaritiman. Ini yang membuat banyak wanita yang ingin terlibat dan bekerja di kemaritiman," kata Muntaha.
Wakil Ketua Umum WIMA Ina Carmelita Hartoto, mengakui memang banyak tantangan yang harus dihadapi saat bekerja di sektor maritim yang selama ini didominasi oleh kaum pria, yang bahkan sempat memandang kaum wanita tidak sanggup menangani.
"Tantangannya memang berat dan tentu ada suka duka. Mulai dari didemo oleh karyawan pria sampai dengan adanya pemogokan kerja,"kata Carmelita yang juga Ketua Umum INSA (Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia).
Dia mengakui banyaknya wanita yang terlibat dan bekerja di sektor maritim tidak terlepas dari dukungan berbagai kebijakan pemerintah yang memberikan peluang bagi wanita untuk ikut dalam memanfaatkan kesempatan, asalkan memang harus mampu secara kualitas.
Presiden Direktur PT Terminal Teluk Lamong Dothy, mengatakan sejumlah kondisi pelabuhan di Indonesia saat ini sudah sangat berbeda dengan 20 tahun yang lalu, di mana saat ini teknologi pelabuhan sudah sangat maju yang didukung oleh digitalisasi modern.
"Kalau dulu pelabuhan identik dengan orang yang berotot untuk angkut barang, tapi kesan itu saat ini tidak ada lagi karena sesmua sudah bisa dilakukan dengan alat berteknologi modern dan digital. Untuk menjadi operator teknologi modern, wanita juga sudah bisa menjadi operator berkualitas,"kata Dothy.
Baca juga: Amerika Serikat-ASEAN soroti kemaritiman hingga pemberdayaan perempuan
Baca juga: Kemenhub bahas rumusan konvensi perlindungan maritim IMO
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019