Dalam menghadapi kondisi ini, ia memastikan, pemerintah Indonesia bersama otoritas terkait terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga kinerja perekonomian nasional .
"Kita tetap steady melihat mereka mau kemana, apa yang harus kita lakukan agar memperkuat perekonomian (nasional)," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani menjelaskan saat ini seluruh dunia sedang berupaya untuk beradaptasi atas dinamika perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian.
Oleh karena itu, menurut dia, setiap negara menyiapkan berbagai langkah antisipasi terhadap dampak dari kebijakan fiskal dan moneter dari negara maju lainnya.
Respon ini, tambah dia, harus dilakukan agar kebijakan ekonomi di negara lain tidak berdampak negatif ke situasi domestik.
Langkah antisipasi ini juga diperlukan agar pemerintah tidak terus-menerus melahirkan kebijakan yang reaktif dalam menyikapi suatu kejadian.
"Setiap negara berbeda, dari AS, tanda-tanda perlemahan terlihat tahun depan. Jadi mereka harus merespon dari sekarang. Ini policynya tidak berdiri sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen pada pertemuan 17-18 September 2019.
Dengan penurunan ini, The Fed memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih baik, yaitu 2,2 persen pada 2019 dari proyeksi Juni lalu 2,1 persen.
Baca juga: Menkeu: Penurunan suku bunga The Fed pacu pertumbuhan ekonomi
Baca juga: INDEF sarankan BI turunkan lagi suku bunga acuan
Baca juga: Darmin sebut penurunan suku bunga BI sejalan dengan kondisi global
Pewarta: Satyagraha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019