"Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan melalui udara melibatkan 44 helikopter, 34 unit untuk pengeboman air dan 10 unit untuk patroli," kata Agus dalam siaran pers BNPB yang diterima di Jakarta, Jumat.
Agus memerinci, penanggulangan karhutla di Kalimantan Tengah melibatkan paling banyak personel. Sebanyak 10.015 personel dikerahkan untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu dengan dukungan tujuh helikopter untuk pengeboman air dan dua helikopter untuk patroli.
Pengerahan personel dalam jumlah besar juga dilakukan untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, tempat penanggulangan karhutla melibatkan 8.679 personel serta tujuh helikopter pengeboman air dan dua helikopter patroli.
Sementara di Riau, upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan 5.809 personel serta enam helikopter pengeboman air dan satu helikopter patroli.
Baca juga: Presiden : Pemerintah lakukan segala upaya untuk atasi karhutla
Agus menjelaskan pula bahwa 270.284.874 liter air digunakan dalam operasi pengeboman air untuk memadamkan api yang membakar hutan dan lahan di berbagai wilayah Indonesia.
Pengeboman air paling banyak dilakukan di Riau, yang area hutan dan lahannya paling banyak terbakar. Sebanyak 127.392.800 liter air digunakan untuk pengeboman air di Riau.
Selain itu, pemerintah menggunakan 163.216 kilogram garam untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca guna memicu turunnya hujan di daerah-daerah yang menghadapi kebakaran hutan dan lahan.
Penggunaan teknologi modifikasi cuaca dilakukan di wilayah Riau dan Sumatera Selatan dengan menyemai garam NaCl masing-masing sebanyak 161.616 kilogram dan 1.600 kilogram.
Baca juga:
BNPB: 328.724 hektare hutan-lahan terbakar selama Januari--Agustus
Pengamat sodorkan dua langkah menyelesaikan Karhutla
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019