Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, mendukung peningkatan kompetensi wartawan Indonesia, terutama yang memiliki tugas peliputan di wilayah setempat, guna menghasilkan karya jurnalistik yang berimbang dan kompeten.nyatanya masih hidup banyak persepsi yang salah dari masyarakat terhadap wartawan dan sikap wartawan sendiri yang kurang tahu fungsi uji kompetensi
"Insan pers adalah mitra pemerintah. Karenanya kami mendukung peningkatan kompetensinya," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemkot Madiun Subakri dalam diskusi bertajuk peningkatan kompetensi wartawan mitra Pemkot Madiun di Hotel Aston Rasuna Jakarta di Jumat sore.
Menurut dia, keberadaan insan pers ikut berperan dalam membangun Kota Madiun.
Oleh karena itu, pihaknya ikut mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) jurnalis.
Baca juga: Menkominfo harapkan semua jurnalis tersertifikasi uji kompetensi
Redaktur Pelaksana LKBN ANTARA Budi Setiawanto selaku narasumber dalam kegiatan tersebut, mengharapkan semua jurnalis Indonesia telah tersertifikasi melalui uji kompetensi yang digelar Dewan Pers.
"Namun kenyataannya masih banyak wartawan yang belum lulus uji kompetensi. Bahkan, yang telah lama menjadi wartawan sekalipun," ujar dia.
Pihaknya menyebutkan jumlah wartawan di Indonesia sangat banyak. Dewan Pers memperkirakan jumlah wartawan di Indonesia mencapai 120 ribu orang.
"Bahkan, Dewan Pers mengaku tidak pernah bisa menghitung jumlah pasti dari wartawan karena sangat banyaknya, " kata dia.
Baca juga: Uji kompetensi kikis wartawan abal-abal
Dari sejumlah banyak wartawan tersebut, katanya, hanya sedikit yang telah lulus uji kompetensi wartawan.
Sesuai data, jumlah wartawan muda yang telah lulus uji kompetensi 6.933 orang. Wartawan madya 3.382 orang dan wartawan utama 3.211 orang.
"Hal tersebut yang sangat disayangkan. Walaupun saat ini organisasi pers dan Dewan Pers sedang menjunjung dan memberikan semangat tentang uji kompetensi wartawan, namun nyatanya masih hidup banyak persepsi yang salah dari masyarakat terhadap wartawan dan sikap wartawan sendiri yang kurang tahu fungsi uji kompetensi, " katanya.
Pihaknya menambahkan wartawan memiliki tugas sebagai kontrol sosial di masyarakat .
Oleh karena itu, ia berharap, wartawan yang berkompeten mampu menyampaikan yang baik dengan baik dan yang kurang baik dengan cara yang baik.
Hal itu, kata dia, sebagai perwujudan peran wartawan secara optimal.
Baca juga: DPR minta dewan pers percepat sertifikasi wartawan
Baca juga: PWI Pusat ttargetkan 7.000 wartawan ikut uji kompetensi
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019