Kualitas udara di Malaysia diprediksi membaik

21 September 2019 20:23 WIB
Kualitas udara di Malaysia diprediksi membaik
Kondisi di Kuala Lumput pekan lalu. Foto ANTARA / Agus Setiawan (1)
Kualitas udara di Malaysia yang memburuk semenjak dua minggu lalu diprediksi akan semakin membaik sehubungan peralihan angin muson mulai 24 September terus menerus hingga awal November 2019.

"Permulaan fase ini menandai berakhirnya angin muson barat daya mulai 6 Mei 2019. Dalam masa ini kawasan di Malaysia akan menerima tiupan angin dari berbagai arah dengan kecepatan lemah dan berpotensi untuk membentuk awan ribut petir," ujar Kepala Kantor Meteorologi Malaysia (MetMalaysia),  Jailan Simon di Kuala Lumpur, Sabtu.

Dia mengatakan saat fase peralihan angin muson keadaan cuaca yang biasa terjadi adalah angin ribut disertai petir serta hujan lebat dan angin kencang dalam jangka waktu yang singkat.

"Keadaan ini terutama terjadi pada waktu petang dan awal malam di kebanyakan kawasan negeri di pantai barat dan pedalaman Semenanjung, pantai barat Sabah, kawasan barat dan tengah Sarawak," katanya.

Keadaan cuaca tersebut, ujar Jailan, berpotensi menyebabkan banjir kilat serta kerusakan struktur yang tidak kukuh.

Baca juga: Sekolah di Port Dickson dan Putrajaya ditutup karena asap

Kantor Meteorologi Malaysia memberikan saran kepada masyarakat untuk lebih waspada pada masa tersebut dan senantiasa peka dengan ramalan dan peringatann cuaca yang dikeluarkan oleh METMalaysia melalui website www.met.gov.my, aplikasi myCuaca dan media sosial.

Sementara itu operasi pembenihan awan di Sri Aman, Sarawak Jumat malam (20/9) berhasil menurunkan bacaan Indeks Pencemaran Udara (IPU) di kawasan tersebut dari tahap bahaya lebih 400 kepada tahap tidak sehat 125 pada pukul 10.00 pagi.

Kantor Alam Sekitar (JAS) dalam pernyataan pers Sabtu mengatakan kebakaran hutan belukar di Kampung STC Sri Aman, Jalan Tisak Betong dan Jalan Ketajau yang menyebabkan asap parah di kawasan tersebut juga sedang dalam tindakan pemadaman oleh Kantor Pemadam Kebakaran (Bomba) dan Penyelamat.

JAS juga menyampaikan secara keseluruhan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan masih menyebabkan asap melintas batas negara dan memberi dampak peningkatan indeks IPU di semua kawasan di sepanjang Pantai Barat dan Selatan Semenanjung Malaysia, bagian Barat Sarawak dan sekitar kawasan Tawau dan Sandakan, Sabah.

Baca juga: Akibat asap sekolah Indonesia Kuala Lumpur libur

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019