"Kita ingin meningkatkan jumlah wisatawan dari Makau. Selama ini jumlahnya cukup kecil, kurang dari seribu orang Makau yang ke Indonesia," kata Pelaksana Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong dan Makau, Mandala S Purba, kepada Antara di Makau, Minggu.
Dia menampik anggapan bahwa festival yang pertama kali digelar di Makau itu atas pertimbangan situasi politik di Hong Kong yang tidak menentu setelah diguncang beberapa kali aksi massa prodemokrasi.
Baca juga: Pertama kali Indonesia pamerkan kuliner dan budaya Nusantara di Makau
"Tidak ada (anggapan) itu. Ini program sudah lama digagas oleh sponsor-sponsor kita. Dan tahun ini baru bisa terlakswana. Jadi bukan karena ada alasan Hong Kong," ucapnya.
Menurut dia, hubungan dagang dan investasi dengan kota berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu sangat sedikit. "Ada ekspor perhiasan kita ke sini, tapi jumlahnya juga tidak banyak," ujarnya.
Di Makau terdapat sekitar 5.000 buruh migran asal Indonesia dan tentu terdapat beberapa warung penjual makanan khas Indonesia, seperti halnya di Hong Kong yang juga terdapat sekitar 174.000 buruh migran.
Baca juga: 13 produk unggulan Indonesia dipamerkan di Makau
Sementara itu, Mandala juga mematok target realistis dalam menjaring wisatawan asal Hong Kong sejak kota itu beberapa kali diguncang oleh aksi massa prodemokrasi.
"Pada 'sales mission' beberapa waktu lalu kita menargetkan kunjungan wisatawan dari Hong Kong sebanyak 100 ribu orang. Tapi mungkin karena situasi saat ini jadi agak terkendala sedikit karena orang Hong Kong yang mau bepergian agak mikir sekarang," ujarnya.
Selama periode Januari-Juni 2019, wisatawan Hong Kong yang mengunjungi Indonesia sekitar 98.000 orang. Berbeda dari wisatawan Indonesia yang ke Hong Kong mencapai angka 400 ribuan.
Baca juga: Jembatan Hong Kong-Makau-Zhuhai terpanjang di dunia dibuka untuk umum
Oleh sebab itu, dia berharap situasi keamanan di Hong Kong tetap kondusif agar hubungan bilateral dengan Indonesia semakin bagus pada tahun-tahun mendatang.
Ia pun menilai situasi di Hong Kong dalam beberapa hari terakhir ini sudah mulai membaik, termasuk bandar udara yang sebelumnya sempat ditutup akibat aksi massa.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019