Selama ini PLTA Batang Toru juga terus berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Dava Alam (BKSDA), kelompok-kelompok lingkungan hidup dan masyarakat.
Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) menegaskan komitmennya untuk tetap melindungi orangutan yang di luar kawasan konservasi dan area kerja PLTA di Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
Communications and External Affairs Director NSHE Firman Taufick di Jakarta, Minggu menyampaikan bahwa sebagai upaya agar perlindungan orangutan lebih efektif, pihaknya bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Dava Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup termasuk organisasi internasional PanEco.
"Kami siap membantu jika dibutuhkan. Selama ini PLTA Batang Toru juga terus berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Dava Alam (BKSDA), kelompok-kelompok lingkungan hidup dan masyarakat," kata Firman Taufick.
Dengan demikian, menurut dia, tidak benar bahwa pihaknya tidak berkomitmen untuk melindungi orangutan seperti yang banyak dituduhkan dalam kasus penganiayaan orangutan yang terjadi di sekitar ekosistem Batang Toru.
Terkait lingkungan hidup, lanjut dia, kehadiran PLTA Batang Toru sangat penting, terutama menjaga kelestarian bumi dari ancaman perubahan iklim.
Baca juga: 355 orangutan di pusat rehabilitasi terancam terpapar kabut asap
"Proyek ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam mengurangi pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon, suatu implementasi dari Perjanjian Paris yang diratiflkasi oleh Pemerintah Indonesia dalam UU No. 16/2016," papar dia.
PLTA Batang Toru, lanjut dia, juga diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sebesar 1,6-2,2 MTon per tahun atau 4 persen dari target nasional untuk sektor energi, setara dengan 12,3 juta pohon.
Baca juga: KLHK berupaya kendalikan karhutla di wilayah konservasi orangutan
Sementara itu, Senior Adviser on Environment and Sustainability NSHE Agus Djoko lsmanto mengatakan terdapat beberapa langkah nyata yang dilakukan PLTA Batang Toru dalam melindungi orangutan, diantaranya membentuk tim monitoring bersama.
Kemudian, melaksanakan kebijakan zero toleran terhadap perburuan kepada seluruh pekerja Pengaman satwa yang hasilnya "zero accidence" satwa di areal provek.
"Kegiatan monitoring sedang diperkuat untuk menerapkan Smart Patrol, melalui Smart Patrol petugas maupun relawan dapat melaporkan secara real time setiap kejadian yang bisa langsung dilaporkan disertai foto atau video," katanya.
Kemudian, lanjut dia, PLTA Batang Toru juga merekrut ahli orangutan, dan melakukan pengkayaan tanaman pakan di areal koridor.
Lalu, perusahaan juga berencana mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA antara lain dengan mendukung rehabilitasi kebun yang terganggu oleh satwa. Untuk menghubungkan habitat yang terpisah dibangun juga jembatan perlintasan satwa arboreal.
Baca juga: Banyak orangutan masuk ke kebun warga akibat kebakaran hutan
Selain itu, PLTA Batang Toru juga melakukan pendidikan masyarakat mengenai bagaimana menangani orangutan ketika sedang turun di kebun sehingga tidak terjadi penembakan Iagi.
"PLTA Batang Toru juga siap bekerja sama dengan pihak-pihak lain untuk menyelamatkan orangutan sebagaimana telah disepakati dalam komitmen kerja sama pelestarian ekosistem," kata Agus.
Baca juga: Di Bentang Wehea-Kelay ada 1.220 spesies terdata
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019