Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah meminta kepada anggota Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GM FKPPI) Provinsi Jawa Timur untuk responsif dan adaptif serta lentur terhadap tantangan dan perubahan zaman yang semakin dinamis.Dulu, perang bersifat konvensional, mengandalkan fisik dan kekuatan militer. Sekarang, kita menghadapi perang modern, bersifat nirmiliter dan lintas negara, namun memiliki daya hancur demikian hebat. Sasaran yang ditarget adalah penghancuran budaya,
Basarah yang juga Dewan Penasihat GM FKPPI Jawa Timur, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, meminta ormas kepemudaan ini harus segera mengubah strategi perjuangan organisasi yang lebih kontekstual tanpa harus meninggalkan hal-hal prinsip agar eksistensi organisasi dapat terus terpelihara dan lestari.
Hal tersebut diutarakannya dalam Orasi Kebangsaan dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-41 FKPPI dengan tema "Pancasila Menjawab Tantangan Zaman: Harmoni dalam Kebhinnekaan", di Istana Gebang Keluarga Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (21/8).
Baca juga: Wabup Bantul sebut pemuda tangguh diperlukan untuk bela Pancasila
Dalam paparannya, Basarah membedakan tantangan dulu dan sekarang.
"Dulu, perang bersifat konvensional, mengandalkan fisik dan kekuatan militer. Sekarang, kita menghadapi perang modern, bersifat nirmiliter dan lintas negara, namun memiliki daya hancur demikian hebat. Sasaran yang ditarget adalah penghancuran budaya, ekonomi, dan moral bangsa," ujar Basarah.
Serangan terhadap ideologi Pancasila demikian jelas dan tidak jarang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan media sosial, katanya lagi.
Dengan mudah di media sosial, bisa ditemukan propaganda masif mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Tidak jarang Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi usang dan tidak up to date menjawab tantangan zaman.
"Nilai-nilai luhur Pancasila telah tergerus dalam kontestasi ideologi individualisme-liberalisme dan ekstrimisme agama yang bekerja aktif di tengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai baru tersebut seakan menjadi standar baru yang harus dipaksakan untuk diterima sebagai suatu kebenaran bernegara," kata Basarah.
Baca juga: MPR: Jangan biarkan kognisi Pancasila generasi muda terabaikan
Pada bidang ekonomi, salah satu contohnya adalah penguasaan aset yang tertumpu pada segelintir pihak saja, sehingga sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia hanya menjadi jargon kenegaraan tanpa memiliki fungsi praksisnya sebagai dasar dan pedoman perilaku sosial dan ekonomi bagi seluruh anak bangsa.
Demikian juga bidang kebudayaan tidak luput dari target perusakan. Tata masyarakat global saat ini berpijak pada semangat individualisme dan materialisme.
Materialisme telah mereduksi nilai-nilai kemanusiaan pada derajat demikian rendah. Perilaku korupsi, gaya hidup bebas, penyalahgunaan narkoba dan lain-lain yang begitu masif saat ini adalah salah satu bukti nyata bahwa proses dekadensi moral telah berlangsung efektif tanpa disadari.
Karena itu, FKPPI di usianya yang ke-41 harus lebih inovatif mencari solusi persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan di tengah dinamisnya ancaman dan tantangan yang dihadapi.
"FKPPI dan GM FKPPI adalah aset bangsa yang harus dijaga kelestariannya. Kader-kadernya harus tersebar dalam berbagai spektrum pengabdian masyarakat," kata Basarah.
Baca juga: Gandeng semua elemen untuk perkokoh Pancasila
Dia juga mengatakan FKPPI dan GM FKPPI ada di berbagai partai politik, pemerintahan, pengusaha dan lintas profesi dan lain-lain, sehingga organisasi pemuda ini sebagai kekuatan bangsa yang independen harus menjadi milik bangsa, bukan milik satu kelompok dan golongan yang mengabdikan diri sebagai penjaga NKRI yang berdasar ideologi Pancasila.
"Sebagai putra seorang purnawirawan Polri/ABRI saya bertanggung jawab secara moral dan politik untuk menjaga eksistensi dan keberlangsungan organisasi FKPPI dan GM FKPPI," kata Basarah lagi.
Acara HUT Ke-41 FKPPI turut dihadiri oleh Ketua Umum GM FKPPI Hans Silalahi, Ketua GM FKPPI Jawa Timur Agus Suryanto, dan ratusan anggota GM FKPPI se-Provinsi Jawa Timur, perwakilan Pangdam V Brawijaya beserta tamu dan undangan lainnya.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019