• Beranda
  • Berita
  • Asap tebal, nelayan Aceh diimbau tidak terlalu jauh melaut

Asap tebal, nelayan Aceh diimbau tidak terlalu jauh melaut

23 September 2019 13:11 WIB
Asap tebal, nelayan Aceh diimbau tidak terlalu jauh melaut
Kawasan nelayan di Ulee Lheue, Banda Aceh. Panglima Laot Aceh, Senin (23/9/2019), mengimbau nelayan tidak melaut terlalu jauh, menyusul kabut asap melanda perairan Aceh. ANTARA/M Haris SA

Jarak pandang di perairan hanya sekitar 10 meter dan ini sangat berbahaya bagi nelayan

Panglima Laot Aceh mengimbau nelayan yang ada di provinsi itu tidak mencari ikan terlalu jauh ke tengah laut menyusul kabut asap tebal yang mengganggu jarak pandang.

Wakil Sekretaris Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek yang dihubungi dari Banda Aceh, Senin, mengatakan, imbauan tersebut disampaikan karena jarak pandang di perairan cukup pendek karena kabut asap.

"Jarak pandang di perairan hanya sekitar 10 meter dan ini sangat berbahaya bagi nelayan, terutama nelayan dengan perahu kecil dan tidak menggunakan kompas," kata Miftach Cut Adek.

Baca juga: Konsentrasi polutan asap capai maksimum jelang siang hari.


Miftach Cut Adek mengatakan, imbauan tersebut disampaikan Panglima Laot Aceh terkait adanya nelayan dari Pulau Weh, Kota Sabang, yang dilaporkan belum kembali akibat kabut tebal.

"Sekitar pukul 09.30 WIB atau tadi pagi, seorang nelayan Sabang menelepon keluarganya bahwa dia sudah dalam perjalanan pulang tetapi sampai saat ini belum sampai ke pelabuhan perikanan Sabang," ungkap Miftach Cut Adek.

Baca juga: Kualitas udara di sejumlah daerah masih berbahaya


Informasi dari Panglima Laot Sabang Ali Rani, kata Miftach Cut Adek, tim SAR dan nelayan dari Keuneukai, Sabang, sedang mencari nelayan tersebut. Panglima Laot Aceh berharap nelayan tersebut bisa ditemukan selamat.

Oleh karena itu, Miftach Cut mengingatkan nelayan yang tidak menggunakan petunjuk arah agar tidak memaksakan diri mencari ikan terlalu jauh ke tengah lalu.

"Kalau kabut asap sudah hilang dan kondisi normal, baru nelayan boleh melakukan aktivitas seperti biasa. Dan paling penting alat komunikasi harus tetap dibawa," demikian Miftach Cut Adek.


Baca juga: BNPB: asap karhutla dari sumatera dan kalimantan kumpul di Pekanbaru

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019