Pemkot Batam imbau ibu hamil tidak keluar rumah

23 September 2019 13:15 WIB
Pemkot Batam imbau ibu hamil tidak keluar rumah
Kabut asap yang menyelimuti Kota Batam Kepulauan Riau (kanwa)

Kabut asap bisa menyebabkan kita sulit bernafas, batuk, merusak paru-paru,

Pemerintah Kota (Pemkot) Batam mengimbau ibu hamil dan bayi tidak keluar rumah, agar tidak terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Ibu hamil dan anak bayi sebaiknya tidak keluar dulu. Memang hari ini kualitas udara masih sedang, tapi sebaiknya hindari keluar rumah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Kepulauan Riau, Didi Kusmarjadi di Batam, Senin.

Berdasarkan data Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BPTKLPP) Kelas I Batam, kualitas udara di Batam pada Senin, masih dalam kategori sedang.

Baca juga: Kualitas udara Batam kembali tidak sehat

Meski begitu, menurut Didi ibu hamil dan bayi tetap tidak dianjurkan ke luar rumah.

Dan untuk anak sekolah tingkat TK hingga SMP dianjurkan untuk mengenakan masker serta mengurangi kegiatan di luar ruangan.

"Kategori tidak sehat, di atas 100 juga masih sekolah. Jika mengacu pada Permen LHK (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), ISPU di atas 200 baru anak TK, SD, SMP diliburkan," jelas dia.

Sementara pelajar setingkat SMA dan mahasiswa diliburkan bila ISPU mencapai angka 300, atau kualitas udara memasuki kategori berbahaya.

Ia menambahkan, kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada mata, selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan.

Baca juga: Asap Karhutla - Warga Batam laksanakan Shalat Istisqa

Paparan kabut asap juga bisa menyebabkan reaksi alergi, peradangan, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hingga pneumonia atau radang paru.

"Kabut asap bisa menyebabkan kita sulit bernafas, batuk, merusak paru-paru," kata dia.

Sementara itu, ia memperkirakan penderita ISPA di Batam meningkat hingga dua kali lipat hari-hari normal.

"Kemarin kami baru cek satu Puskesmas. Dari data internal mereka saja ada kenaikan dua kali lipat," lanjut Didi.

Sepanjang Agustus tercatat 200 penderita. Sedangkan pada September, baru berjalan setengah bulan (tanggal 1 hingga 14) sudah tercatat angka yang sama.

"Jadi diperkirakan bisa 300 sampai 400 penderita sampai akhir bulan," ujar Didi.

Baca juga: Penderita ISPA di Batam meningkat 100 persen

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019