PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) akan menggunakan smooth fluid 05 (SF-05) dalam uji coba produksi Pertamina Refinery Unit V (RU V) Balikpapan pada kegiatan pengeboran sumur.Pada tahap awal akan kami ujicobakan SF-05 pada lima sumur di WK Mahakam
"Pada tahap awal akan kami ujicobakan SF-05 pada lima sumur di WK Mahakam, dan akan dikapalkan bertahap mulai bulan Oktober mendatang sebanyak 700 kilo liter," kata GM Manager PHM John Anis kepada media di Jakarta, Senin.
Tahap selanjutnya akan dikapalkan sebanyak 400 kilo liter pada bulan Desember, dan 400 kilo liter sisanya pada Februari 2020. Bila uji coba berlangsung baik maka PHM akan membutuhkan fluida sebanyak 1.000 kilo liter per bulannya.
Baca juga: SKK Migas jaga efisiensi dengan maksimalkan industri dalam negeri
Penggunaan produk dalam negeri ini diharapkan akan menguatkan serta memperluas sinergi antar anak perusahaan Pertamina. Potensi penghematan devisa dari kerja sama tersebut mencapai sekitar Rp200 miliar per tahun. Smooth fluid adalah fluida yang digunakan dalam kegiatan pengeboran, sebagai komponen dari oil bas mud. Cairan ini memiliki karakteristik khusus antara lain non-korosif dan kompatibel dengan peralatan pengeboran seperti gasket dan seal, stabil dan tidak mudah teroksidasi dalam berbagai kondisi.
Dalam kesempatan yang sama, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) juga berhasil menerapkan teknik komplesi sumur tanpa menggunakan rig dalam upaya efisiensi biaya pengerjaan sumur produksi.
Selaku operator di wilayah kerja Mahakam PHM berhasil mengembangkan penggunaan hydraulic workover unit (HWU) sebagai alternatif pengganti rig untuk pemasangan teknologi komplesi sumur dengan filter kepasiran yaitu multizone single trip - gravel pack (MZST-GP).
John Anis mengatakan dengan penggunaan tanpa rig merupakan upaya PHM dalam menekan biaya operasional agar hasil efisiensi bisa dicapai untuk hasil produksi maksimal.
Pada uji coba di sumur produksi TN-AA371 yang berpotensi mengalami masalah kepasiran di Lapangan Tunu, PHM mampu menghemat biaya hingga 37 persen, atau setara dengan 340.000 dolar AS lebih murah dibandingkan biaya penggunaan rig konvensional untuk operasi yang sama.
Inovasi tersebut dibuat oleh para enginer PHM. "Kami sangat serius mengupayakan efisiensi biaya dalam operasi kami melalui pengembangan berbagai inovasi, hal ini bermaksud melawan tren penurunan produksi secara alamiah di WK Mahakam," kata John Anis.
Sejauh ini metode tersebut masih dalam tahap pengembangan, selain itu metode rigless ini bisa memaksimalkan penurunan biaya sumur hingga 40 persen untuk area rawa-rawa Delta Mahakam dan 50 persen untuk area lepas pantai di tahun 2020.
Teknologi ini telah diaplikasikan pada 170 sumur di Lapangan Tunu (sekitar 10 persen dari jumlah sumur lapangan gas tersebut) yang berpotensi mengalami masalah kepasiran namun pemasangan selama ini masih menggunakan rig sehingga biaya komplesi relatif lebih mahal dibandingkan HWU.
Baca juga: Pertamina kembangkan teknologi pengeboran tepat guna di WK Mahakam
Baca juga: Anggota DPR nilai langkah Pertamina ini sebagai hal yang tepat
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019